BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan yang disebarkan virus disebarkan oleh nyamuk
Aedes (Stegomyia). Selama dua dekade terakhir, frekuensi kasus dan epidemi
penyakit demam dengue (dengue fever, DF), demam berdarah (dengue hemorragic
fever, DHF), dan sindrom syok dengue (dengue syok syndrom, DSS) menunjukkan
peningkatan yang dramatis di seluruh dunia. The
World Health Report 1996, menyatakan bahwa”kemunculan kembali penyakit
infeksisus merupakan suatu peringatan bahwa kemajuan yang telah diraih sampai
sejauh ini terhadap keamanan dunia dalam hal kesehatan dan kemakmuran sia-sia
belaka”. Laporan tersebut lebih jauh menyebutkan bahwa” penyakit infeksius
tersebut berkisar dari penyakit yang terjadi di daerah tropis (seperti malaria
dan DHF yang sering terjadi di negara berkembang) hingga penyakit yang
ditemukan di seluruh dunia (seperti hepatitis dan penyakit menular seksual
[PMS], termasuk HIV/AIDS) dan penyakit yang disebarkan melalui makanan yang
mempengaruhi sejumlah besar penduduk dunia baik di negara miskin maupun kaya.
Pada Mei 1993, pertemuan kesehatan dunia yang ke-46
mengajukan suatu resolusi tentang pengendalian dan pencegahan dengue yang
menekankan bahwa pengokohan pencegahan dan pengendalian DF, DHF, DSS baik di
tingkat lokal maupun nasional harus menjadi salah satu prioritas dari Negara
Anggota WHO tempat endemiknya penyakit. Resolusi tersebut juga meminta: (1)
strategi yang dikembangkan untuk mengatasi penyebaran dan peningkatan insiden
dengue harus dapat dilakukan oleh negara terkait, (2) peningkatan penyuluhan
kesehatan masyarakat, (3) mengencarkan promosi kesehatan, (4) memperkuat riset,
(5) memperluas surveilens dengue, (6) pemberian panduadalam hal pengendalian
vektor, dan (7) mobilisasi sumber daya eksternal untuk pencegahan penyakit
harus menjadi prioritas.
Untuk menanggapi resolusi WHA dalam pencegahan dan
pengendalian dengue, strategi global untuk operasionalitas kegiatan
pengendalian vektor dikembangkan berdasarkan komponen utama seperti, tindakan
pengendalian nyamuk yang selektif terpadu dengan partisipasi masyarakat dan
kerja sama antarsektor, persiapan kedaruratan, dll. Salah satu penopang utama
dalam strategi global adalah peningkatan surveilans yang aktif dan didasarkan
pada pemeriksaaan laboratorium yang akurat terhadap DF/DHF dan vektornya. Agar
berjalan lancar, setiap negara endemik harus memasukkan penyakit DHF menjadi
salah satu jenis penyakit yang harus dilaporkan.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa saja konsep penyakit demam berdarah ?
2. Bagaimana model
terjadinya penyakit demam berdarah ?
3. Bagaimana perjalanan
penyakit demam bedarah ?
4. Bagaimana
tahap-tahap penyakit demam berdarah ?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui konsep penyakit demam berdarah
2.
Mengetahu model terjadinya penyakit demam berdarah
3.
Mengetahui perjalanan penyakit demam berdarah
4.
Mengetahui tahap-tahap penyakit demam berdarah
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Demam Berdarah
DHF atau dikenal dengan istilah demam
berdarah adalah penyakit yang disebabkan oleh Arbovirus ( arthro podborn virus
) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes ( Aedes Albopictus dan Aedes
Aegepty ). Demam Berdarah Dengue sering disebut pula Dengue Haemoragic Fever (
DHF ). DHF / DBD adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang
tergolong arbovirus dan masuk ke dalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk
Aedes aegypti yang betina. (Suriadi : 2001). Demam dengue adalah penyakit yang
terdapat pada anak-anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan
sendi, yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama terinfeksi virus ( Arif
Mansjur : 2001).
Menurut beberapa ahli pengertian DHF
sebagai berikut:
DHF adalah demam khusus yang dibawa
oleh aedes aegepty dan beberapa nyamuk lain yang menyebabkan terjadinya demam.
Biasanya dengan cepat menyebar secara efidemik. (Sir,Patrick
manson,2001).Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah suatu penyakit akut yang
disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegepty (Seoparman,
1996).
B.
Penyebab Penyakit Demam Berdarah
Penyebab utama adalah Arbovirus (
Arthropodborn Virus ) melalui gigitan nyamuk Aedes ( Aedes Albopictus dan Aedes
Aegepty ). Yang vektor utamanya adalah Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Adanya vektor tesebut berhubungan
dengan :
a.
Kebiasaan masyarakat menampung air bersih untuk keperluan sehari-hari.
b. Sanitasi lingkungan yang
kurang baik.
c. Penyedaiaan air
bersih yang langka.
Daerah yang terjangkit DHF adalah
wilayah padat penduduk karena antar rumah jaraknya berdekatan yang memungkinkan
penularan karena jarak terbang Aedes
Aegypti 40-100 m. Aedes Aegypti betina mempunyai kebiasaan menggigit
berulang (multiple biters) yaitu menggigit beberapa orang secara bergantian
dalam waktu singkat, (Noer, 1999).
C.
Cara
Penularan Penyakit Demam Berdarah
Penyakit DBD hanya dapat ditularkan
oleh nyamuk Aedes Aegypty betina.
1. Nyamuk ini mendapat virus dengue
sewaktu menggigit/menghisap darah orang :
a. yang sakit DBD atau
b. yang tidak sakit DBD tetapi dalam
darahnya terdapat virus Dengue (karena orang ini memiliki kekebalan terhadap
virus dengue)
c. orang yang mengandung virus dengue
tetapi tidak sakit, dapat pergi kemana-mana dan menularkan virus itu kepada
orang lain di tempat yang ada nyamuk Aedes Aegypti.
2. Virus dengue yang terhisap akan
berkembangbiak dan menyebar ke seluruh tubuh nyamuk termasuk kelenjar liurnya.
3. Bila nyamuk tersebut
menggigit/menghisap darah orang lain, virus itu akan dipindahkan bersama air
liur nyamuk.
4. Bila orang yang ditulari itu tidak
memiliki kekebalan (umumnya anak-anak), ia akan segera menderita DBD.
5. Nyamuk Aedes Aegypti yang sudah
mengandung virus dengue, seumur hidupnya dapat menularkan kepada orang lain.
6. Dalam darah manusia, virus dengue
akan mati dengan sendirinya dalam waktu lebih kurang 1 minggu.
7. Tanda-tanda Penyakit Demam Berdarah
Dengue
D.
Tahap Penyakit Demam Berdarah
Tahap
penyakit demam berdarah meliputi demam biasa, demam berdarah klasik, demam
berdarah dengue atau hemoragik dan sindrom syok dengue, yakni sebagai berikut :
1. Demam berdarah (klasik)
Gejala demam berdarah yang terjadi
berbeda-beda tergantung pada usia pasien. Pada bayi dan anak-anak ditandai
dengan ruam yang muncul. Pada usia remaja dan dewasa, penyakit demam berdarah
ditandai dengan sakit kepala parah, demam tinggi dan nyeri dibelakang mata,
nyeri pada tulang dan sendi, muntah dan mual dan ruam pada kulit.
2. Demam berdarah dengue
Demam berdarah dengue atau sering
disingkat menjadi DBD biasanya ditinjukkan dengan gejala seperti penderita
demam berdarah klasik dan empat gejala utama lainnya yakni demam tinggi,
pendarahan hebat dan diikuti pembesaran hati serta sistem sirkulasi udara yang
memiliki kegagalan. Diagnosis lainnya pada DBD adalah kerusakan pembuluh darah, kerusakan pembuluh limfa,pendarahan di
bawah kulit seperti memarkebiruan, trombositopenia
dan jumlah sel darah merah merah yang meningkat.
3. Sindrom syok dengue
Sindrom syok dengue adalah tingkat
yang paling tinggi dari infeksi virus dengue. Hal ini ditandai dengan pasien
akan mengalami seluruh gejla penyakit demam berdarah klasik dan demam berdarah
dengue dan kebocoran cairan yang terjadi dipembuluh darah, perdarahan dan syok
yang menyebabkan tekanan darah rendah dan berlangsung demam selama 2-7 hari.
Awal terjadinya akan ditandai dengan tubuh dingin, sakit perut dan sulit tidur.
E.
Tanda dan Gejala Penyakit Demam Berdarahan
Masa tunas / inkubasi selama 3 - 15
hari sejak seseorang terserang virus dengue, Selanjutnya penderita akan
menampakkan berbagai tanda dan gejala demam berdarah sebagai berikut :
1. Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari
(38 - 40 derajat Celsius).
2. Pada pemeriksaan uji torniquet,
tampak adanya jentik (puspura) perdarahan.
3. Adanya bentuk perdarahan dikelopak
mata bagian dalam (konjungtiva), Mimisan (Epitaksis), Buang air besar dengan
kotoran (Peaces) berupa lendir bercampur darah (Melena), dan lain-lainnya.
4. Terjadi pembesaran hati (Hepatomegali).
5. Tekanan darah menurun sehingga
menyebabkan syok.
6. Pada pemeriksaan laboratorium
(darah) hari ke 3 - 7 terjadi penurunan trombosit dibawah 100.000 /mm3
(Trombositopeni), terjadi peningkatan nilai Hematokrit diatas 20% dari nilai
normal (Hemokonsentrasi).
7. Timbulnya beberapa gejala klinik
yang menyertai seperti mual, muntah, penurunan nafsu makan (anoreksia), sakit
perut, diare, menggigil, kejang dan sakit kepala.
8. Mengalami perdarahan pada hidung
(mimisan) dan gusi.
9. Demam yang dirasakan penderita menyebabkan
keluhan pegal/sakit pada persendian.
10. Munculnya bintik-bintik merah pada
kulit akibat pecahnya pembuluh darah.
F.
Cara Pengobatan Penyakit Demam Berdarah
Pada
banyak kasus yang terjadi, DBD sering berujung pada kematian. Banyaknya kasus
kematian yang terjadi sering kali diakibatkan karena ketidak tahuan dan
lampannya penanganan terhadap penderita sehingga begitu penderita di bawa ke
Rumah Sakit kondisinya sudah parah.
Sebenarnya
tidak ada pengobatan yang spesifik ataupun vaksin untuk demam berdarah. Bila
anda pikir sesorang terkena demam berdarah, berikan mereka cairan sebanyak
mungkin, bawa mereka ke puskesmas terdekat, dan hindarkan mereka dari nyamuk
untuk menghindari yang lain terjangkiti juga. Penyakit ini dapat berlangsung
hingga 10 hari, dan pemulihannya dapat memakan maktu 1 minggu hingga 4 minggu.
Pengobatan
terhadap penyakit ini terutama ditujukan untuk mengatasi perdarahan,
mencegah/mengatasi keadaan syok / presyok, yaitu dengan mengusahakan agar
penderita banyak minum, bila perlu dilakukan pemberian cairan melalui infus.
Demam
diusahakan diturunkan dengan kompres dingin, atau pemberian antipiretika Jika
anda mengalami panas tinggi yang berkepanjangan (lebih dari 1 hari) dan tidak
sembuh dengan meminum obat, cobalah mendatangi rumah sakit terdekat dan cek
darah anda. Apabila anda menemukan trombosit anda sudah di batas bawah normal (batas normal: 150.000-500.000), berhati-hatilah.
Ada
cara yang bisa ditempuh tanpa harus diopname di rumah sakit, tapi butuh kemauan
yang kuat untuk melakukannya. Cara itu adalah sbb:
1. Minumlah air putih minimal 20 gelas
berukuran sedang setiap hari (lebih banyak lebih baik)
2. Cobalah menurunkan panas dengan
minum obat penurun panas
3. Beberapa teman dan dokter
menyarankan untuk minum minuman ion tambahan (tapi banyak juga yang tidak
menganjurkannya)
4. Minuman lain yang disarankan: Jus
jambu merah untuk meningkatkan trombosit (ada juga yang menyarankan: daun
angkak, daun jambu, dsb)
5. Makanlah makanan yang bergizi dan
usahakan makan dalam kuantitas yang banyak (meskipun biasanya minat makan akan
menurun drastis).
Sebenarnya,
semua usaha di atas bertujuan untuk menambah daya tahan tubuh terhadap serangan
demam berdarah, karena pada dasarnya demam berdarah tidak perlu obat tertentu
(dan memang tidak ada obat untuk itu). Ketahanan tubuh dapat dilihat dari
jumlah leukosit dalam darah. Ketika leukosit mulai meningkat (membaik), maka
biasanya trombosit yang kemudian akan bertambah.
G.
Cara Pencegahan Penyakit Demam Berdarah
Saat
ini, metode utama yang digunakan untuk mengontrol dan mencegah terjadinya demam
berdarah dengue adalah dengan melakukan pemberantasan terhadap nyamuk Aedes
aegypti sebagai penyebar virus dengue.
Nyamuk
Aedes aegypti ini dapat berada di dalam rumah ataupun luar rumah. Di dalam
rumah biasanya nyamuk tersebut suka bersembunyi di tempat yang gelap seperti di
lemari, gantungan baju, di bawah tempat tidur dll. Sedangkan apabila di luar
rumah nyamuk Aedes aegypti tersebut menyukai tempat yang teduh & lembab.
Nyamuk betinanya biasanya akan menaruh telur-telurnya pada wadah air di sekitar
rumah, sekolah, perkantoran dll, dimana telur tersebut dapat menetas dalam
waktu 10 hari.
Oleh sebab
itu, lakukan 3 M :
1. Menguras : Menguras tempat
penampungan air secara rutin, seperti bak mandi dan kolam. Sebab bisa mengurangi
perkembangbiakan dari nyamuk itu sendiri. Atau memasukan beberapa ikan kecil
kedalam bak mandi atau kolam. Sebab ikan akan memakan jentik nyamuk.
2. Menutup : Menutup tempat-tempat
penampungan air. Jika setelah melakukan aktivitas yang berhubungan dengan
tempat air sebaiknya anda menutupnya agar nyamuk tidak bisa meletakan telurnya
kedalam tempat penampungan air. Sebab nyamuk demam berdarah sangat menyukai air
yang bening.
3. Mengubur. Kuburlah barang – barang
yang tidak terpakai yang dapat memungkinkan terjadinya genangan air.
BAB
III
PEMBAHASAN
A. Model Terjadinya Penyakit Demam Berdarah
1. Agent
Nyamuk Aedes aegypti merupakan
pembawa virus dari penyakit Demam Berdarah. Cara penyebarannya melalui nyamuk
yang menggigit seseorang yang sudah terinfeksi virus demam berdarah. Virus ini
akan terbawa dalam kelenjar ludah si nyamuk. Kemudian nyamuk ini menggigit
orang sehat. Bersamaan dengan terhisapnya darah dari orang yang sehat, virus
demam berdarah juga berpindah ke orang tersebut dan menyebabkan orang sehat
tadi terinfeksi virus demam berdarah.
2. Host/pejamu
Manusia tergigit oleh nyamuk Aedes yang telah memiliki virus
DBD di dalam tubuhnya, virus DBD menginfasi kedalam tubuh. Ketika sistem imun melemah, virus ini
aktif berkembang biak dan memulai infasi dan menginfeksi trombosit.
3. Lingkungan
Bak penampungan air yang tidak
pernah dikuras dan tanpa penutup merupakan lokasi perkembang biakan nyamuk
Aedes Aegypty. Semakin banyak genangan air, maka semakin meningkat populasi
nyamuk Aedes Aegypty.
Kebiasaan dari nyamuk ini adalah dia
senang berada di genangan air bersih dan di daerah yang banyak pohon seperti di
taman atau kebun. Genangan air pada pot bunga mungkin menjadi salah satu tempat
favorit nyamuk yang dapat terlupakan oleh Anda. Jangan menggantung baju karena
dapat sebagai tempat berkembangnya nyamuk.
B. Perjalanan
Alamiah Penyakit Demam Berdarah
1. Fase prepatogenesis
Fase
susepteble : agent (nyamuk aedes aegypti) sudah terinfeksi virus
dangue dari host yang satu yang menderita penyakit DBD tetapi agent belum
menularkan virus dangue pada host yang lain, sehingga host tersebut belum
terinfesi virus dangue
2. Fase fatogenesis
Fase presimtomatis : host sudah
terinfeksi virus dangue tetapi gejalanya belum tampak namun apabila dilakukan
pemeriksaan diagnostik maka akan didapat peningkatan leukosit dan penurunan
trombosit
Fase klinis : infeksi virus semakin
meluas, muncul tanda-dan gejala DBD
Masa inkubasi selama 3 – 15 hari
sejak seseorang terserang virus dengue. Selanjutnya penderita akan menampakkan berbagai
tanda dan gejala demam berdarah sebagai berikut :
a.
Demam
tinggi yang mendadak 2-7 hari (38 – 40 derajat Celsius)
b.
Pada
pemeriksaan uji torniquet, tampak adanya jentik (puspura) perdarahan
c.
Adanya
bentuk perdarahan dikelopak mata bagian dalam (konjungtiva),
mimisan (epitaksis), buang air besar dengan kotoran berupa
lendir bercampur darah (melena), dan lain-lainnya
d. Terjadi pembesaran hati
(hepatomegali).
e. Tekanan darah menurun sehingga
menyebabkan syok.
f. Pada pemeriksaan laboratorium hari
ke 3 – 7 terjadi penurunan trombosit dibawah 100.000 /mm3 terjadi peningkatan
nilai Hematokrit diatas 20% dari nilai normal.
g. Timbulnya beberapa gejala klinik
yang menyertai seperti mual, muntah,
Fase ketidakmampuan : apabila
pengobatan berhasil, maka penderita akan sembuh sempurna tetapi apabila
penyakit tidak ditangani dengan segera atau pengobatan yang dilakukan tidak
berhasil maka akan mengakibatkan kematian.
C. Tahap-Tahap Pencegahan
Primer
|
Skunder
|
Tersier
|
Promosi
kesehatan :
Penyuluhan
kesehatan tentang penyakit DBD dan cara memelihara lingkungan yang baik
seperti melakukan tindakan 3M (menguras, mengubur, menutup)
§ Upaya untuk pencegahan DBD
ditunjukkan pada pemberantasan nyamuk beserta tempat perkembangbiakannya
|
Program
pemeriksaan berkala seperti pemeriksaan lingkungan tempat tinggal oleh
petugas kesehatan lingkungan.
§
Melakukan pemberantasan
nyamuk dan sarang-sarangnya dengan penyemprotan (foogin)
§
Pemberian
obat demam bedarah.
§
Memberikan
jus jambu.
|
§
Upayakan pemberian cairan yang adekuat
Menganjurkan
makan makanan yang bergizi dan usahakan
makan dalam kuantitas yang banyak terutama makanan yang banyak
mengandung protein
§
Mengusahakan pasien yang dalam masa pemulihan agar
terhindar dari gigitan nyamuk lagi.
§
Melakukan donor darah
|
D. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Kaji adanya peningkatan suhu tubuh ,
tanda-tanda perdarahan, mual muntah, tidak nafsu makan, nyeri sendi dan otot,
tanda-tanda renjatan
b. Kaji hasil pemeriksahan labaratorium.
1) Darah lengkap: Hemokonsentrasi
(Hemotokrit meningkat 20% atau lebih),
Trombositopenia
(100.000/mm3 atau kurang)
2) Serologi
3) Rontgen thorak: effusi pleura
2. Diagnosa
Keperawatan
a. Gangguan
keseimbangan cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas dinding
pembuluh darah, peradaran, muntah,demam.
DS
: - Ada keluhan muntah, demam. Rasa
halus
DO
: - Suhu tubuh meningkat, Nadi cepat
dan TD <90/60 mmHg
- Pasien
tampak malas minum
- Torgor
kulit kurang elatis, mukosa mulut kering
- Jumlah
intake dan output
-
Hasil laboratrium : hemokonsentrasi, trombositpenia
Tujuan
:
Gangguan
keseimbangan cairan teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatanselam 3 X 24
jam.
Kriteria
hasil:
- Pasien
mau minum minimal 2000-2500 cc perhari
- Tidak
ada tanda-tanda dehidrasi (turgor elastis, mukosa lembab)
- Intake
dan ouput seimbang
- Tanda-tanda
vital dalam batas normal (S : 36-37 0C, N : 60-100x/mnt, RR : 16-22
x/mnt, TD : 110-120/70-80 mmHg)
- Hasil
laboratrium trombosit dan hematokrit dalam batas normal
Intervensi
:
1)
Kaji keadaan umum
paisen serta tanda-tanda vital
2)
Berikan dan anjurkan
pasien untuk banyak minum minimal 200-2500 cc/hari
3)
Observasi tanda dan
gejala dehidarasi: rasa haus, turgor kulit, mikosa mulut
4)
Libatkan keluarga
untuk memotivasikan pasien agar banyak minum
5)
Kolaborasi dalam
pemberian cairan perental sesuai program terapi
6)
Kolaborasi dalam
pemeriksaan/pematuan hasil lab (Trombo, Ht)
b. Resiko terjadi syok
hipovolemi berhubungan dengan keluarga cairan, hemokonsentasi, trombositopenia,
pasien malas minum, pruduksi urin berkurang
DS
: - Pasien mengatakan badannya lemah dan kepala pusing
- Merasa banyak keringat dingin dan haus yang berlebihan
DO
: - KU/kesadaran menurun
- Adanya tanda-tanda –perdarahan (gusi,
mimisan, hematuri)
- Produksi urine menurun
- Sianosis,
dispena, sesak nafas tiba-tiba, membran mukosa
-
Penurunan tanda-tanda vital
- Hasil laboratrium trombosit dan hematokrit dalam batas normal
Tujuan
:
Syok
hipovelemi tidak terjadi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24
jam
Kriteria
hasil:
- Keadaan
umum baik, kesadaran compos mentis
- Rasa
haus, pusing berkurang/hilang
- Tindakan
ada tanda-tanda perdarahan hebat
- Sianosis,
dispenea, sesak nafas tidak ada
- Produksi
urin l cc/kg/jam
- Hasil
lab dalam batas normal
Intervensi
:
1)
Monitor keadaan
umum/kesadaraan pasien dan tanda-tanda adanya syok
2)
Monitor tanda-tanda
perdarahan
3)
Monitor tanda-tanda
dehidarsi
4)
Monitor intake dan
output
5)
Jelaskan pada pasien/keluarga
tanda-tanda syok mungkin dialami oleh paisen
6)
Libatkan keluarga untuk
segera melapor bila ada tanda-tanda syok
7)
Kolaborasi dalam:
-
Pemberian cairan parenteral sesaui program therapy
- Pemberian
transfungsi darah/trombosit sesuai indikasi
- Pemberian
02 sesuai indikasi
- Pemeriksaan/monitor
hasil labaratorium (Trombo, Ht)
c. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mau
DS
: - Pasien mengeluh mual, dan tidak nafsu makan
DO
: - Pasien menolak untuk makan, porsi makan tidak dihabiskan
-
Muntah dan mual
-
Perubahan berat badan
( sebelum dan saat sakit )
Tujuan
:
Kebutuhan nutrisi
pasien terpenuhi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 7 x 24 jam
- Nafsu makan
meningkat
- Pasien mampu menghabiskan makan sesuai dengan
porsi yang disajikan
- Tidak ada keluhan
mual dan muntah
- Berat badan
tetap/meningkat
Intervensi
:
1) Kaji
pola makan/nutrisi pasien
2) Kaji
keluhan mual, muntah dan kasit menelan yang dialami pasien
3) Berikan
makan yang mudah dicerna
4) Berikan
makanan dalam porsi kecil tapi sering dan dalam keadan hangat
5) Berikan
pujian positif saat pasien mau menghabiskan makannya
6) Catat
jumlah makan yang dihabiskan tiap kali makan
7) Timbang
BB tiap hari bila memungkinkan
8) Kolaborasi
: pemberian obat anti mual / muntah dan ahli gizi untuk pemberian diet yang
sesuai
Evaluasi :
1) Keseimbangan
cairan terpenuhi
2) Syok
hipovolemik tidak terjadi
3) Nafsu
makan meningkat, nutrisi terpenuhi
4) Gangguan
rasa nyaman, nyeri, suhu tubuh terpenuhui /sesuai kebutuhan normal
5) Kecemasan
pasien dan keluarga dapat teratasi /tidak terjadi
6) Memahami
kondisi dan prognosis penyakit DBD
Discharge
planning :
1)
Istirahat yang cukup
pasca rawat
2)
Banyak minum air putih
2000-2005 cc /hari
3)
Makan seperti biasa
tetapi bila terasa sakit makan harus lunak
4)
Makanan tidak terlau
asam dan pedas
5)
Perhatikan
pencetus,misalnya
-
Lapor RT untuk
pengasapan
-
Lakukan 3 M (mengurus,
menutup, mengubur)
-
Jangan biarkan pakaian
banyak di ruang istirahat
-
Gunakan kelambuh bila
perlu
-
Bila suhu tinggi ± 3hari langsung
berobat
6)
Minum obat sesuai
aturan
7)
Konrol sesuai jadwal /
1 minggu setelah pulang
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
DHF
/ DBD adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong
arbovirus dan masuk ke dalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes
aegypti yang betina. (Suriadi : 2001)
Penyebab
utama adalah Arbovirus ( Arthropodborn Virus ) melalui gigitan nyamuk Aedes (
Aedes Albopictus dan Aedes Aegepty ). Yang vektor utamanya adalah Aedes aegypti
dan Aedes albopictus. Adanya vektor
tesebut berhubungan dengan :
1. Kebiasaan masyarakat menampung air
bersih untuk keperlauan sehari-hari.
2. Sanitasi lingkungan yang kurang
baik.
3. Penyedaiaan air bersih yang langka.
DBD dapat
dicegah dengan rutin melakukan 3M,menjaga sanitasi lingkungan tetap bersih,
mengkonsumsi makanan-makanan bergizi.
B.
Saran
Menjaga
sanitasi lingkungan tetap sehat dan rutin melakukan 3M akan menghindari kita
terjangkit virus DBD.
DAFTAR
PUSTAKA
Aly, Heri Noer. 1999.
Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu .
Arief, Mansjoer. 2001.
Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius .
Doenges,
Marilynn E, dkk, (2000), Penerapan Proses Keperawatan dan Diagnosa Keperawatan,
EGC ; Jakarta
Suriadi Yuliani R .
2001 . Asuhan Keperawatan pada Anak . Jakarta : CV Sagung Seto .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar