Senin, 14 November 2016

Makalah Kepeawatan Anak Dengue Haemoragic Fever (DHF)




BAB I
PENDAHULUAN

   A.  Latar Belakang
Dengan yang disebarkan virus disebarkan oleh nyamuk Aedes (Stegomyia). Selama dua dekade terakhir, frekuensi kasus dan epidemi penyakit demam dengue (dengue fever, DF), demam berdarah (dengue hemorragic fever, DHF), dan sindrom syok dengue (dengue syok syndrom, DSS) menunjukkan peningkatan yang dramatis di seluruh dunia. The World Health Report 1996, menyatakan bahwa”kemunculan kembali penyakit infeksisus merupakan suatu peringatan bahwa kemajuan yang telah diraih sampai sejauh ini terhadap keamanan dunia dalam hal kesehatan dan kemakmuran sia-sia belaka”. Laporan tersebut lebih jauh menyebutkan bahwa” penyakit infeksius tersebut berkisar dari penyakit yang terjadi di daerah tropis (seperti malaria dan DHF yang sering terjadi di negara berkembang) hingga penyakit yang ditemukan di seluruh dunia (seperti hepatitis dan penyakit menular seksual [PMS], termasuk HIV/AIDS) dan penyakit yang disebarkan melalui makanan yang mempengaruhi sejumlah besar penduduk dunia baik di negara miskin maupun kaya.

Pada Mei 1993, pertemuan kesehatan dunia yang ke-46 mengajukan suatu resolusi tentang pengendalian dan pencegahan dengue yang menekankan bahwa pengokohan pencegahan dan pengendalian DF, DHF, DSS baik di tingkat lokal maupun nasional harus menjadi salah satu prioritas dari Negara Anggota WHO tempat endemiknya penyakit. Resolusi tersebut juga meminta: (1) strategi yang dikembangkan untuk mengatasi penyebaran dan peningkatan insiden dengue harus dapat dilakukan oleh negara terkait, (2) peningkatan penyuluhan kesehatan masyarakat, (3) mengencarkan promosi kesehatan, (4) memperkuat riset, (5) memperluas surveilens dengue, (6) pemberian panduadalam hal pengendalian vektor, dan (7) mobilisasi sumber daya eksternal untuk pencegahan penyakit harus menjadi prioritas.

Untuk menanggapi resolusi WHA dalam pencegahan dan pengendalian dengue, strategi global untuk operasionalitas kegiatan pengendalian vektor dikembangkan berdasarkan komponen utama seperti, tindakan pengendalian nyamuk yang selektif terpadu dengan partisipasi masyarakat dan kerja sama antarsektor, persiapan kedaruratan, dll. Salah satu penopang utama dalam strategi global adalah peningkatan surveilans yang aktif dan didasarkan pada pemeriksaaan laboratorium yang akurat terhadap DF/DHF dan vektornya. Agar berjalan lancar, setiap negara endemik harus memasukkan penyakit DHF menjadi salah satu jenis penyakit yang harus dilaporkan.

B.     Rumusan Masalah
1. Apa saja konsep penyakit demam berdarah ?
2. Bagaimana model terjadinya penyakit demam berdarah ?
3. Bagaimana perjalanan penyakit demam bedarah ?
4.  Bagaimana tahap-tahap penyakit demam berdarah ?

C.    Tujuan
1. Mengetahui konsep penyakit demam berdarah
2. Mengetahu model terjadinya penyakit demam berdarah
3. Mengetahui perjalanan penyakit demam berdarah
4. Mengetahui tahap-tahap penyakit demam berdarah










BAB II
TINJAUAN TEORI

A.    Pengertian Demam Berdarah
DHF atau dikenal dengan istilah demam berdarah adalah penyakit yang disebabkan oleh Arbovirus ( arthro podborn virus ) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes ( Aedes Albopictus dan Aedes Aegepty ). Demam Berdarah Dengue sering disebut pula Dengue Haemoragic Fever ( DHF ). DHF / DBD adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong arbovirus dan masuk ke dalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang betina. (Suriadi : 2001). Demam dengue adalah penyakit yang terdapat pada anak-anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama terinfeksi virus ( Arif Mansjur : 2001).

Menurut beberapa ahli pengertian DHF sebagai berikut:
DHF adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegepty dan beberapa nyamuk lain yang menyebabkan terjadinya demam. Biasanya dengan cepat menyebar secara efidemik. (Sir,Patrick manson,2001).Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah suatu penyakit akut yang disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegepty (Seoparman, 1996).

B.     Penyebab Penyakit Demam Berdarah
Penyebab utama adalah Arbovirus ( Arthropodborn Virus ) melalui gigitan nyamuk Aedes ( Aedes Albopictus dan Aedes Aegepty ). Yang vektor utamanya adalah Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Adanya vektor tesebut berhubungan dengan :
a.       Kebiasaan masyarakat menampung air bersih untuk keperluan sehari-hari.
b.      Sanitasi lingkungan yang kurang baik.
c.       Penyedaiaan air bersih yang langka.

Daerah yang terjangkit DHF adalah wilayah padat penduduk karena antar rumah jaraknya berdekatan yang memungkinkan penularan karena jarak terbang Aedes Aegypti 40-100 m. Aedes Aegypti betina mempunyai kebiasaan menggigit berulang (multiple biters) yaitu menggigit beberapa orang secara bergantian dalam waktu singkat, (Noer, 1999).

C.    Cara Penularan Penyakit Demam Berdarah
Penyakit DBD hanya dapat ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypty betina.
1.      Nyamuk ini mendapat virus dengue sewaktu menggigit/menghisap darah orang :
a.       yang sakit DBD atau
b.      yang tidak sakit DBD tetapi dalam darahnya terdapat virus Dengue (karena orang ini memiliki kekebalan terhadap virus dengue)
c.       orang yang mengandung virus dengue tetapi tidak sakit, dapat pergi kemana-mana dan menularkan virus itu kepada orang lain di tempat yang ada nyamuk Aedes Aegypti.
2.      Virus dengue yang terhisap akan berkembangbiak dan menyebar ke seluruh tubuh nyamuk termasuk kelenjar liurnya.
3.      Bila nyamuk tersebut menggigit/menghisap darah orang lain, virus itu akan dipindahkan bersama air liur nyamuk.
4.      Bila orang yang ditulari itu tidak memiliki kekebalan (umumnya anak-anak), ia akan segera menderita DBD.
5.      Nyamuk Aedes Aegypti yang sudah mengandung virus dengue, seumur hidupnya dapat menularkan kepada orang lain.
6.      Dalam darah manusia, virus dengue akan mati dengan sendirinya dalam waktu lebih kurang 1 minggu.
7.      Tanda-tanda Penyakit Demam Berdarah Dengue



D.    Tahap Penyakit Demam Berdarah
Tahap penyakit demam berdarah meliputi demam biasa, demam berdarah klasik, demam berdarah dengue atau hemoragik dan sindrom syok dengue, yakni sebagai berikut :
1.      Demam berdarah (klasik)
Gejala demam berdarah yang terjadi berbeda-beda tergantung pada usia pasien. Pada bayi dan anak-anak ditandai dengan ruam yang muncul. Pada usia remaja dan dewasa, penyakit demam berdarah ditandai dengan sakit kepala parah, demam tinggi dan nyeri dibelakang mata, nyeri pada tulang dan sendi, muntah dan mual dan ruam pada kulit.
2.      Demam berdarah dengue
Demam berdarah dengue atau sering disingkat menjadi DBD biasanya ditinjukkan dengan gejala seperti penderita demam berdarah klasik dan empat gejala utama lainnya yakni demam tinggi, pendarahan hebat dan diikuti pembesaran hati serta sistem sirkulasi udara yang memiliki kegagalan. Diagnosis lainnya pada DBD adalah kerusakan pembuluh darah, kerusakan pembuluh limfa,pendarahan di bawah kulit seperti memarkebiruan, trombositopenia dan jumlah sel darah merah merah yang meningkat.
3.      Sindrom syok dengue
Sindrom syok dengue adalah tingkat yang paling tinggi dari infeksi virus dengue. Hal ini ditandai dengan pasien akan mengalami seluruh gejla penyakit demam berdarah klasik dan demam berdarah dengue dan kebocoran cairan yang terjadi dipembuluh darah, perdarahan dan syok yang menyebabkan tekanan darah rendah dan berlangsung demam selama 2-7 hari. Awal terjadinya akan ditandai dengan tubuh dingin, sakit perut dan sulit tidur.

E.     Tanda dan Gejala Penyakit Demam Berdarahan
Masa tunas / inkubasi selama 3 - 15 hari sejak seseorang terserang virus dengue, Selanjutnya penderita akan menampakkan berbagai tanda dan gejala demam berdarah sebagai berikut :
1.      Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38 - 40 derajat Celsius).
2.      Pada pemeriksaan uji torniquet, tampak adanya jentik (puspura) perdarahan.
3.      Adanya bentuk perdarahan dikelopak mata bagian dalam (konjungtiva), Mimisan (Epitaksis), Buang air besar dengan kotoran (Peaces) berupa lendir bercampur darah (Melena), dan lain-lainnya.
4.      Terjadi pembesaran hati (Hepatomegali).
5.      Tekanan darah menurun sehingga menyebabkan syok.
6.      Pada pemeriksaan laboratorium (darah) hari ke 3 - 7 terjadi penurunan trombosit dibawah 100.000 /mm3 (Trombositopeni), terjadi peningkatan nilai Hematokrit diatas 20% dari nilai normal (Hemokonsentrasi).
7.      Timbulnya beberapa gejala klinik yang menyertai seperti mual, muntah, penurunan nafsu makan (anoreksia), sakit perut, diare, menggigil, kejang dan sakit kepala.
8.      Mengalami perdarahan pada hidung (mimisan) dan gusi.
9.      Demam yang dirasakan penderita menyebabkan keluhan pegal/sakit pada persendian.
10.  Munculnya bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah.

F.     Cara Pengobatan Penyakit Demam Berdarah
Pada banyak kasus yang terjadi, DBD sering berujung pada kematian. Banyaknya kasus kematian yang terjadi sering kali diakibatkan karena ketidak tahuan dan lampannya penanganan terhadap penderita sehingga begitu penderita di bawa ke Rumah Sakit kondisinya sudah parah.

Sebenarnya tidak ada pengobatan yang spesifik ataupun vaksin untuk demam berdarah. Bila anda pikir sesorang terkena demam berdarah, berikan mereka cairan sebanyak mungkin, bawa mereka ke puskesmas terdekat, dan hindarkan mereka dari nyamuk untuk menghindari yang lain terjangkiti juga. Penyakit ini dapat berlangsung hingga 10 hari, dan pemulihannya dapat memakan maktu 1 minggu hingga 4 minggu.


Pengobatan terhadap penyakit ini terutama ditujukan untuk mengatasi perdarahan, mencegah/mengatasi keadaan syok / presyok, yaitu dengan mengusahakan agar penderita banyak minum, bila perlu dilakukan pemberian cairan melalui infus.

Demam diusahakan diturunkan dengan kompres dingin, atau pemberian antipiretika Jika anda mengalami panas tinggi yang berkepanjangan (lebih dari 1 hari) dan tidak sembuh dengan meminum obat, cobalah mendatangi rumah sakit terdekat dan cek darah anda. Apabila anda menemukan trombosit anda sudah di batas bawah normal (batas normal: 150.000-500.000), berhati-hatilah.

Ada cara yang bisa ditempuh tanpa harus diopname di rumah sakit, tapi butuh kemauan yang kuat untuk melakukannya. Cara itu adalah sbb:
1.      Minumlah air putih minimal 20 gelas berukuran sedang setiap hari (lebih banyak lebih baik)
2.      Cobalah menurunkan panas dengan minum obat penurun panas
3.      Beberapa teman dan dokter menyarankan untuk minum minuman ion tambahan (tapi banyak juga yang tidak menganjurkannya)
4.      Minuman lain yang disarankan: Jus jambu merah untuk meningkatkan trombosit (ada juga yang menyarankan: daun angkak, daun jambu, dsb)
5.      Makanlah makanan yang bergizi dan usahakan makan dalam kuantitas yang banyak (meskipun biasanya minat makan akan menurun drastis).

Sebenarnya, semua usaha di atas bertujuan untuk menambah daya tahan tubuh terhadap serangan demam berdarah, karena pada dasarnya demam berdarah tidak perlu obat tertentu (dan memang tidak ada obat untuk itu). Ketahanan tubuh dapat dilihat dari jumlah leukosit dalam darah. Ketika leukosit mulai meningkat (membaik), maka biasanya trombosit yang kemudian akan bertambah.


G.    Cara Pencegahan Penyakit Demam Berdarah
Saat ini, metode utama yang digunakan untuk mengontrol dan mencegah terjadinya demam berdarah dengue adalah dengan melakukan pemberantasan terhadap nyamuk Aedes aegypti sebagai penyebar virus dengue.
Nyamuk Aedes aegypti ini dapat berada di dalam rumah ataupun luar rumah. Di dalam rumah biasanya nyamuk tersebut suka bersembunyi di tempat yang gelap seperti di lemari, gantungan baju, di bawah tempat tidur dll. Sedangkan apabila di luar rumah nyamuk Aedes aegypti tersebut menyukai tempat yang teduh & lembab. Nyamuk betinanya biasanya akan menaruh telur-telurnya pada wadah air di sekitar rumah, sekolah, perkantoran dll, dimana telur tersebut dapat menetas dalam waktu 10 hari.
Oleh sebab itu, lakukan 3 M :
1.      Menguras : Menguras tempat penampungan air secara rutin, seperti bak mandi dan kolam. Sebab bisa mengurangi perkembangbiakan dari nyamuk itu sendiri. Atau memasukan beberapa ikan kecil kedalam bak mandi atau kolam. Sebab ikan akan memakan jentik nyamuk.
2.      Menutup : Menutup tempat-tempat penampungan air. Jika setelah melakukan aktivitas yang berhubungan dengan tempat air sebaiknya anda menutupnya agar nyamuk tidak bisa meletakan telurnya kedalam tempat penampungan air. Sebab nyamuk demam berdarah sangat menyukai air yang bening.
3.      Mengubur. Kuburlah barang – barang yang tidak terpakai yang dapat memungkinkan terjadinya genangan air.
 







BAB III
PEMBAHASAN

    A.    Model Terjadinya Penyakit Demam Berdarah
1.      Agent
Nyamuk Aedes aegypti merupakan pembawa virus dari penyakit Demam Berdarah. Cara penyebarannya melalui nyamuk yang menggigit seseorang yang sudah terinfeksi virus demam berdarah. Virus ini akan terbawa dalam kelenjar ludah si nyamuk. Kemudian nyamuk ini menggigit orang sehat. Bersamaan dengan terhisapnya darah dari orang yang sehat, virus demam berdarah juga berpindah ke orang tersebut dan menyebabkan orang sehat tadi terinfeksi virus demam berdarah.
2.      Host/pejamu
Manusia tergigit oleh nyamuk Aedes yang telah memiliki virus DBD di dalam tubuhnya, virus DBD menginfasi kedalam tubuh. Ketika sistem imun melemah, virus ini aktif berkembang biak dan memulai infasi dan menginfeksi trombosit.
3.       Lingkungan
Bak penampungan air yang tidak pernah dikuras dan tanpa penutup merupakan lokasi perkembang biakan nyamuk Aedes Aegypty. Semakin banyak genangan air, maka semakin meningkat populasi nyamuk Aedes Aegypty.
Kebiasaan dari nyamuk ini adalah dia senang berada di genangan air bersih dan di daerah yang banyak pohon seperti di taman atau kebun. Genangan air pada pot bunga mungkin menjadi salah satu tempat favorit nyamuk yang dapat terlupakan oleh Anda. Jangan menggantung baju karena dapat sebagai tempat berkembangnya nyamuk.



  B.     Perjalanan Alamiah Penyakit Demam Berdarah
1.      Fase prepatogenesis
Fase susepteble : agent (nyamuk aedes aegypti) sudah terinfeksi virus dangue dari host yang satu yang menderita penyakit DBD tetapi agent belum menularkan virus dangue pada host yang lain, sehingga host tersebut belum terinfesi virus dangue
2.      Fase fatogenesis
Fase presimtomatis : host sudah terinfeksi virus dangue tetapi gejalanya belum tampak namun apabila dilakukan pemeriksaan diagnostik maka akan didapat peningkatan leukosit dan penurunan trombosit
Fase klinis : infeksi virus semakin meluas, muncul tanda-dan gejala DBD
Masa inkubasi selama 3 – 15 hari sejak seseorang terserang virus dengue. Selanjutnya penderita akan menampakkan berbagai tanda dan gejala demam berdarah sebagai berikut :
a.       Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38 – 40 derajat Celsius)
b.      Pada pemeriksaan uji torniquet, tampak adanya jentik (puspura) perdarahan
c.       Adanya bentuk perdarahan dikelopak mata bagian dalam (konjungtiva),
mimisan (epitaksis), buang air besar dengan kotoran berupa lendir bercampur darah (melena), dan lain-lainnya
d.      Terjadi pembesaran hati (hepatomegali).
e.       Tekanan darah menurun sehingga menyebabkan syok.
f.       Pada pemeriksaan laboratorium hari ke 3 – 7 terjadi penurunan trombosit dibawah 100.000 /mm3 terjadi peningkatan nilai Hematokrit diatas 20% dari nilai normal.
g.      Timbulnya beberapa gejala klinik yang menyertai seperti mual, muntah,
Fase ketidakmampuan : apabila pengobatan berhasil, maka penderita akan sembuh sempurna tetapi apabila penyakit tidak ditangani dengan segera atau pengobatan yang dilakukan tidak berhasil maka akan mengakibatkan kematian.


C.    Tahap-Tahap Pencegahan
Primer
Skunder
Tersier
Promosi kesehatan :
Penyuluhan kesehatan tentang penyakit DBD dan cara memelihara lingkungan yang baik seperti melakukan tindakan 3M (menguras, mengubur, menutup)
§  Upaya untuk pencegahan DBD ditunjukkan pada pemberantasan nyamuk beserta tempat perkembangbiakannya
Program pemeriksaan berkala seperti pemeriksaan lingkungan tempat tinggal oleh petugas kesehatan lingkungan.
§  Melakukan pemberantasan nyamuk dan sarang-sarangnya dengan penyemprotan (foogin)
§  Pemberian obat demam bedarah.
§  Memberikan jus jambu.
§  Upayakan pemberian cairan yang adekuat
Menganjurkan makan makanan yang bergizi dan usahakan makan dalam kuantitas yang banyak terutama makanan yang banyak mengandung protein
§  Mengusahakan pasien yang dalam masa pemulihan agar terhindar dari gigitan nyamuk lagi.
§  Melakukan donor darah

D. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Kaji adanya peningkatan suhu tubuh , tanda-tanda perdarahan, mual muntah, tidak nafsu makan, nyeri sendi dan otot, tanda-tanda renjatan
b. Kaji hasil pemeriksahan labaratorium.
1) Darah lengkap: Hemokonsentrasi (Hemotokrit meningkat 20% atau     lebih),
Trombositopenia (100.000/mm3 atau kurang)
2) Serologi
3) Rontgen thorak: effusi pleura
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan keseimbangan cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah, peradaran, muntah,demam.
DS :     - Ada keluhan muntah, demam. Rasa halus
DO :    - Suhu tubuh meningkat, Nadi cepat dan TD <90/60 mmHg
                        - Pasien tampak malas minum
- Torgor kulit kurang elatis, mukosa mulut kering
- Jumlah intake dan output
-    Hasil laboratrium : hemokonsentrasi, trombositpenia
Tujuan :
Gangguan keseimbangan cairan teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatanselam 3 X 24 jam.
Kriteria hasil:
- Pasien mau minum minimal 2000-2500 cc perhari
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi (turgor elastis, mukosa lembab)
- Intake dan ouput seimbang
- Tanda-tanda vital dalam batas normal (S : 36-37 0C, N : 60-100x/mnt, RR : 16-22 x/mnt, TD : 110-120/70-80 mmHg)
- Hasil laboratrium trombosit dan hematokrit dalam batas normal
Intervensi :
1)      Kaji keadaan umum paisen serta tanda-tanda vital
2)      Berikan dan anjurkan pasien untuk banyak minum minimal 200-2500 cc/hari
3)      Observasi tanda dan gejala dehidarasi: rasa haus, turgor kulit, mikosa mulut
4)      Libatkan keluarga untuk memotivasikan pasien agar banyak minum
5)      Kolaborasi dalam pemberian cairan perental sesuai program terapi
6)      Kolaborasi dalam pemeriksaan/pematuan hasil lab (Trombo, Ht)


b. Resiko terjadi syok hipovolemi berhubungan dengan keluarga cairan, hemokonsentasi, trombositopenia, pasien malas minum, pruduksi urin berkurang
DS    : - Pasien mengatakan badannya lemah dan kepala pusing
           - Merasa banyak keringat dingin dan haus yang berlebihan
DO  : - KU/kesadaran menurun
                 - Adanya tanda-tanda –perdarahan (gusi, mimisan, hematuri)
           - Produksi urine menurun
                 - Sianosis, dispena, sesak nafas tiba-tiba, membran mukosa
                 - Penurunan tanda-tanda vital
        - Hasil laboratrium trombosit dan hematokrit dalam batas normal
Tujuan :
Syok hipovelemi tidak terjadi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam
Kriteria hasil:
- Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis
- Rasa haus, pusing berkurang/hilang
- Tindakan ada tanda-tanda perdarahan hebat
- Sianosis, dispenea, sesak nafas tidak ada
- Produksi urin l cc/kg/jam
- Hasil lab dalam batas normal 
 Intervensi :
1)      Monitor keadaan umum/kesadaraan pasien dan tanda-tanda adanya syok
2)      Monitor tanda-tanda perdarahan
3)      Monitor tanda-tanda dehidarsi
4)      Monitor intake dan output
5)      Jelaskan pada pasien/keluarga tanda-tanda syok mungkin dialami oleh paisen
6)      Libatkan keluarga untuk segera melapor bila  ada tanda-tanda syok
7)      Kolaborasi dalam:
- Pemberian cairan parenteral sesaui program therapy
- Pemberian transfungsi darah/trombosit sesuai indikasi
- Pemberian 02 sesuai indikasi
- Pemeriksaan/monitor hasil labaratorium (Trombo, Ht)
c. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan  berhubungan dengan mau
DS    :  - Pasien mengeluh mual, dan tidak nafsu makan
DO   :  - Pasien menolak untuk makan, porsi makan tidak dihabiskan
-    Muntah dan mual
-    Perubahan berat badan ( sebelum dan saat sakit )
         Tujuan :
Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 7 x 24 jam
- Nafsu makan meningkat
- Pasien mampu menghabiskan makan sesuai dengan porsi yang disajikan
- Tidak ada keluhan mual dan muntah
- Berat badan tetap/meningkat
         Intervensi :
1)      Kaji pola makan/nutrisi pasien
2)      Kaji keluhan mual, muntah dan kasit menelan yang dialami pasien
3)      Berikan makan yang mudah dicerna
4)      Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering dan dalam keadan hangat
5)      Berikan pujian positif saat pasien mau menghabiskan makannya
6)      Catat jumlah makan yang dihabiskan tiap kali makan
7)      Timbang BB tiap hari bila memungkinkan
8)      Kolaborasi : pemberian obat anti mual / muntah dan ahli gizi untuk pemberian diet yang sesuai
Evaluasi :
1)      Keseimbangan cairan terpenuhi
2)      Syok hipovolemik tidak terjadi
3)      Nafsu makan meningkat, nutrisi terpenuhi
4)      Gangguan rasa nyaman, nyeri, suhu tubuh terpenuhui /sesuai kebutuhan normal
5)      Kecemasan pasien dan keluarga dapat teratasi /tidak terjadi
6)      Memahami kondisi dan prognosis penyakit DBD

 Discharge planning :
1)      Istirahat yang cukup pasca rawat
2)      Banyak minum air putih 2000-2005 cc /hari
3)      Makan seperti biasa tetapi bila terasa sakit makan harus lunak
4)      Makanan tidak terlau asam dan pedas
5)      Perhatikan pencetus,misalnya
-    Lapor RT untuk pengasapan
-    Lakukan 3 M (mengurus, menutup, mengubur)
-    Jangan biarkan pakaian banyak di ruang istirahat
-    Gunakan kelambuh bila perlu
-    Bila suhu tinggi ± 3hari langsung berobat
6)      Minum obat sesuai aturan
7)      Konrol sesuai jadwal / 1 minggu setelah pulang











BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
DHF / DBD adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong arbovirus dan masuk ke dalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang betina. (Suriadi : 2001)
Penyebab utama adalah Arbovirus ( Arthropodborn Virus ) melalui gigitan nyamuk Aedes ( Aedes Albopictus dan Aedes Aegepty ). Yang vektor utamanya adalah Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Adanya vektor tesebut berhubungan dengan :
1.      Kebiasaan masyarakat menampung air bersih untuk keperlauan sehari-hari.
2.      Sanitasi lingkungan yang kurang baik.
3.      Penyedaiaan air bersih yang langka.
DBD dapat dicegah dengan rutin melakukan 3M,menjaga sanitasi lingkungan tetap bersih, mengkonsumsi makanan-makanan bergizi.

B.     Saran
Menjaga sanitasi lingkungan tetap sehat dan rutin melakukan 3M akan menghindari kita terjangkit virus DBD.








DAFTAR PUSTAKA

Aly, Heri Noer. 1999. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu .
Arief, Mansjoer. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius .
Doenges, Marilynn E, dkk, (2000), Penerapan Proses Keperawatan dan Diagnosa Keperawatan, EGC ; Jakarta
Suriadi Yuliani R . 2001 . Asuhan Keperawatan pada Anak . Jakarta : CV Sagung Seto .


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

© Kesehatan itu penting | Blogger Template by Enny Law