Selasa, 13 Desember 2016

PERTOLONGAN PERTAMA FRAKTUR (PATAH TULANG)



Pertolongan Pertama Fraktur (Patah Tulang)
Description: Pertolongan Pertama Mengatasi Patah Tulang Terbuka
Fraktur atau patah tulang adalah keadaan dimana hubungan atau kesatuan jaringan tulang terputus. Tulang mempunyai daya lentur (elastisitas) dengan kekuatan yang memadai, apabila trauma melebihi dari daya lentur tersebut maka terjadi fraktur (patah tulang). Penyebab terjadinya fraktur adalah trauma, stres kronis dan berulang maupun pelunakan tulang yang abnormal.
Patah tulang (fraktur) merupakan putusnya hubungan tulang yang diakibatkan karena ruda paksa/ benturan.Patah tulang merupakan salah satu jenis akibat yang paling sering dari kecelakaan lalu lintas, jatuh atau cedera akibat olahraga. Patah tulang menyebabkan ada bagian celah pada bagian tulang yang menyebabkan rasa sakit ketika disentuh. Patah tulang bisa menjadi bentuk melintang atau menjadi beberapa potongan. Tekanan atau trauma yang terlalu keras bisa menyebabkan patah tulang.
Patah tulang terbuka dapat terjadi di mana saja. Pada setiap kegiatan sehari-hari, terkadang ada saja hal yang dapat menyebabkan kita mengalami cedera sistem otot dan rangka hingga kita akan merasa sangat sakit dan sulit untuk memfungsikan alat gerak. Alat gerak pada manusia terdiri dari tulang, sendi, jaringan ikat, dan otot.
Setiap cedera atau gangguan lain yang terjadi pada sistem ini akan mengakibatkan terganggunya pergerakan seseorang untuk sementara atau selamanya.
Sementara itu, gangguan yang paling sering dialami oleh otot rangka adalah patah tulang. Seperti apa yang dijelaskan oleh Palang Merah Indonesia (PMI), patah tulang adalah terputusnya jaringan tulang, baik seluruhnya atau hanya sebagian saja. Patah tulang ini sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu patah tulang tertutup dan patah tulang terbuka. Di artikel ini, kita akan mengetahui lebih lanjut mengenai patah tulang terbuka.
Apa itu patah tulang terbuka?
Patah tulang terbuka merupakan kasus patah tulang yang disertai dengan luka pada kulit di permukaan daerah tulang yang patah. Pada kasus yang lebih berat, bagian tulang yang patah akan terlihat dari luar. Cukup mengerikan, bukan? Yang paling mengerikan lagi adalah jika ada luka, maka kuman akan dengan mudah sampai ke tulang, sehingga memiliki risiko yang tinggi untuk terjadi infeksi tulang. Oleh karena itu, patah tulang terbuka harus segera diberi pertolongan.
Patah tulang terbuka lebih mudah dikenali dibandingkan dengan patah tulang tertutup, dan biasanya patah tulang terbuka terjadi pada tungkai dan lengan.
Cara menangani patah tulang terbuka
Penanganan patah tulang yang paling utama adalah pembidaian. Pembidaian adalah berbagai tindakan dan upaya untuk menghindari pergerakan, untuk melindungi serta menstabilkan bagian tubuh yang cedera. Hal ini penting dilakukan sebelum tenaga ahli (dokter atau paramedis) dapat membantu Anda.
Pembidaian bertujuan untuk:
  • Mencegah pergerakan atau pergeseran dari ujung tulang yang patah
  • Mengurangi terjadinya cedera baru di sekitar bagian tulang yang patah
  • Mengistirahatkan anggota badan yang patah
  • Mengurangi rasa nyeri
  • Mengurangi perdarahan
  • Mempercepat penyembuhan
Macam-macam bidai
Berikut ini adalah beberapa bidai yang dapat digunakan dalam keadaan darurat untuk patah tulang terbuka:
1. Bidai keras
Dibuat dari bahan yang keras, kaku, kuat, dan ringan untuk mencegah pergerakan bagian yang cedera. Pada dasarnya ini adalah bidai yang paling baik dan sempurna pada keadaan darurat. Bahan yang sering dipakai adalah kayu, alumunium, karton, plastik, dan lain-lain.
2. Bidai yang dapat dibentuk
Jenis bidai ini dapat diubah menjadi berbagai bentuk dan kombinasi untuk disesuaikan dengan bentuk cedera. Contohnya selimut, bantal, bidai kawat, dan lain-lain.
3. Gendongan/belat dan bebat
Pembidaian ini dilakukan dengan menggunakan kain pembalut, biasanya menggunakan mitella (kain segitiga) dan gendongan lengan. Prinsipnya adalah dengan memanfaatkan tubuh penderita sebagai sarana untuk menghentikan pergerakan bagian yang cedera.
4. Bidai improvisasi
Bila tidak tersedia bidai apaun, maka penolong dituntut untuk mampu berimprovisasi membuat bidai yang cukup kuat dan ringan untuk menopang bagian tubuh yang cedera. Misalnya majalah, koran, karton, dan lain-lain.
Panduan pembidaian
Meskipun bidai yang dipakai seadanya, tetap saja ada beberapa pedoman yang harus diikuti untuk meminimalisir kecelakaan saat pembidaian.
  1. Sebisa mungkin beri tahu rencana yang akan Anda lakukan pada penderita.
  2. Pastikan bagian yang cedera dapat dilihat, dan hentikan perdarahan (bila ada) sebelum melakukan pembidaian.
  3. Siapkan alat seperlunya seperti bidai dan kain segitiga (mitella).
  4. Jangan mengubah posisi yang cedera.
  5. Jangan memasukkan bagian tulang yang patah.
  6. Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah (sebelum dipasang, bidai harus diukur terlebih dahulu pada anggoda badan penderita yang tidak mengalami patah tulang).
  7. Jika ada tulang yang keluar, Anda dapat menggunakan mitella dan membentuknya seperti donat atau menggunakan benda apapun yang lunak dan memiliki lubang, lalu masukkan tulang di dalam lingkaran donat tersebut agar tulang tidak tersenggol (sesuaikan lingkaran dengan diameter tulang yang keluar).
  8. Lapisi bidai dengan bahan yang lunak bila memungkinkan.
  9. Gunakan beberapa mitella untuk mengikat bidai (jika di bagian kaki, masukkan mitella melalui celah di bawah lutut dan di bawah pergelangan kaki).
  10. Ikat juga “donat” yang telah Anda pakai pada tulang yang keluar dengan mitella.
  11. Ikatan jangan terlalu keras dan terlalu longgar.
  12. Ikatan harus cukup jumlahnya, dimulai dari sendi yang banyak melakukan gerakan, kemudian sendi atas dari tulang yang patah.
  13. Jangan membidai berlebihan, jika anggota tubuh penderita yang mengalami patah tulang sudah tidak dapat melakukan gerakan itu berarti Anda sudah melakukan pembidaian dengan baik.
  14. Bawa penderita ke rumah sakit untuk tindakan lebih lanjut.




Macam – Macam Fraktur :
1. Menurut Perluasan
- Patah tulang komplit
- Patah tulang in komplit/ tidak komplit

2. Menurut bentuk garis patah
- Transversal
- Oblique
- Spiral
- Comunited (remuk)

3. Menurut hubungan antar fragmen
- Tanpa perubahan bentuk
- Degan perubahan bentuk

4. Menurut hubungan dengan dunia luar
- Patah tulang terbuka
- Patah tulang tertutup

5. Menurut lokalisasi
- Pada tulang panjang :
• ⅓ proksimal
• ⅓ tengah
• ⅓ distal

- pada tulang Clavicula
• ¼ medial
• ½ tengah
• ¼ lateral

6. Dengan atau tanpa komplikasi

Tanda – Tanda Patah Tulang
A. Patah tulang tertutup
1. Nyeri tekan/ pergerakan
2. pembengkakan
3. Perubahan bentuk (Deformitas)
4. Fungsi terganggu (Fungsiolaesa)
5. Krepitasi (bunyi gesekan)

B. Patah tulang terbuka
1. Sama dengan diatas ditambah dengan adanya
luka atau perdarahan pada permukaan jaringan kulit akibat terkoyak oleh ujung tulang yang patah.

Prinsip pertolongan pertama pada patah tulang
1. Pertahankan posisi
2. Cegah infeksi
3. Atasi syok dan perdarahan
4. Imobilisasi (fiksasi dengan pembidaian)
5. Pengobatan :
- Antibiotika
- ATS (Anti Tetanus Serum)
- Anti inflamasi (anti radang)
- Analgetik/ pengurang rasa sakit


Syarat – syarat pembidaian :
1. Cukup kuat untuk menyokong
2. Cukup panjang
3. Diberi bantalan kapas
4. Ikat diatas dan dibawah garis fraktur (garis patah)
5. Ikatan tidak boleh terlalu kencang atau terlalu kendur.


1. Patah Tulang Tengkorak
Tindakan :
- Jangan terlalu sering diangkat – angkat
- Bersihkan mulut, hidung bila ada perdarahan
- Baringkan miring, kepala ditelungkupkan
- Bersihkan luka dan atasi perdarahan
- Pada patah tulang terbuka jangan mencuci luka dengan cairan apapun
- Tutup luka dengan kasa steril
- Balutan tidak menekan
- Segera kirim ke RS terdekat

2. Patah Tulang Rahang
Tindakan :
- Kompres rahang dengan es
- Balut dengan funda
- Beri obat pengurang rasa sakit
- Kirim ke RS

3. Patah Tulang Selangka
Tindakan :
- Lakukan balutan ransel
- Lengan digantung ke leher
- Bantalan pada ketiak sisi yang sakit
- Kirim ke RS

4. Patah Tulang Lengan Atas
Tindakan :
- Pasang bidai di sepanjang lengan atas
- Balutan untuk mengikat
- Siku terlipat lengan bawah merapat
- Lengan di gantung ke leher
Bila patah dekat sendi siku, bidai sampai lengan bawah dan luruskan.

5. Patah Tulang Lengan Bawah
Tindakan :
- Bidai sepanjang lengan bawah 2 buah (sisi luar dan dalam)
- Balut
- Gantungkan lengan yang patah ke leher
- Kirim ke RS

6. Patah Tulang Iga
Tindakan :
- Bersihkan dada
- Strapping (fiksasi dengan memakai plester pada seluruh iga)
- Kirim ke RS

7. Patah Tulang Pinggul
Tindakan :
- Baringkan terlentang, kedua kaki dan lutut diikat jadi Satu.
- Beri bantakan di bawah lutut dan samping pinggul
- Atasi syok bila perlu
- Ikat seluruh panggul dengan kain lebar
- Harus diusung
- Kirim ke RS

8. Patah Tulang Paha
Tindakan :
- Pembidaian 2 buah (luar dan dalam) dilakukan sebelum dipindahkan
- Bila patah tulang paha atas bidai luar sampai pinggang
- Bila patah tulang paha bagian bawah bidai luar sampai pinggul

9. Patah Tulang Betis
Tindakan :
- Pembidaian 2 buah mulai dari mata kaki sampai atas lutut
- Diikat
- Beri bantalan di bawah lutut dan di bawah mata kaki

10. Patah tulang tempurung lutut
Tindakan :
- Balutan penekan diatas lutut
- Kompres es
- Lutut sedikit terlipat, pasang bidai di bawah mulai dari pantat sampai tumit
- Beri bantalan di bawah lutut, dan pergelangan kaki
- Kirim ke RS
Bagaimana patah tulang itu terjadi ?
a. Trauma (benturan)
Ada dua trauma/ benturan yang dapat mengakibatkan fraktur, yaitu:
- Benturan langsung
- Benturan tidak langsung
b. Tekanan/stres yang terus menerus dan berlangsung lama
Tekanan kronis berulang dalam jangka waktu lama akan mengakibatkan fraktur (patah tulang) yang kebanyakan pada tulang tibia, fibula (tulang-tulang pada betis) atau metatarsal pada olahragawan, militer maupun penari.
Contoh: Seorang yang senang baris berbaris dan menghentak-hentakkan kakinya, maka mungkin terjadi patah tulang di daerah tertentu.
c. Adanya keadaan yang tidak normal pada tulang dan usia
Kelemahan tulang yang abnormal karena adanya proses patologis seperti tumor maka dengan energi kekerasan yang minimal akan mengakibatkan fraktur yang pada orang normal belum dapat menimbulkan fraktur.
Bagaimana Mengetahui Adanya Patah Tulang
1. Riwayat: Setiap patah tulang umumnya mempunyai riwayat trauma yang diikuti pengurangan kemampuan anggota gerak yang terkena. Ingat bahwa fraktur tidak selalu terjadi pada daerah yang mengalami trauma (tekanan).
2. Pemeriksaan:
Inspeksi (Lihat) bandingkan dengan sisi yang normal, dan perhatikan hal-hal dibawah ini:
  1. Adanya perubahan asimetris kanan-kiri
  2. Adanya Deformitas seperti Angulasi (membentuk sudut) atau; Rotasi (memutar)dan Pemendekan
  3. Jejas (tanda yang menunjukkan bekas trauma);
  4. Pembengkakan
  5. Terlihat adanya tulang yang keluar dari jaringan lunak;
Palpasi (Meraba dan merasakan)
Perlu dibandingkan dengan sisi yang sehat sehingga penolong dapat merasakan perbedaannya. Rabalah dengan hati-hati !
a. Adanya nyeri tekan pada daerah cedera (tenderness);
b. Adanya crepitasi (suara dan sensasi berkeretak) pada perabaan yang sedikit kuat;
c. Adanya gerakan abnormal dengan perabaan agak kuat.
Perhatian:
Jangan lakukan pemeriksaan yang sengaja untuk mendapat bunyi crepitasi atau gerakan ab
normal, misal meraba dengan kuat sekali.

3. Gerakan
Terdapat dua gerakan yaitu :
Aktif: Adalah pemeriksaan gerakan dimana anda meminta korban menggerakkan bagian yang cedera.
Pasif: Dimana penolong melakukan gerakan pada bagian yang cedera.
Pada pemeriksaan ini dapat ditemukan hal-hal sebagai berikut:
Terdapat gerakan abnormal ketika menggeerakkan bagian yang cedera
Korban mengalami kehilangan fungsi pada bagian yang cedera. Apabila korban mengalami hal ini, maka dapat disebabkan oleh dua kemungkinan yaitu akibat nyeri karena adanya fraktur atau akibat kerusakan saraf yang mempersarafi bagian tersebut (ini diakibatkan oleh karena patahan tulang merusak saraf tersebut).
Pemeriksaan Komplikasi
Periksalah di bawah daerah patah tulang, Anda akan menemukan:
1.      kulit berwarna kebiruan dan pucat;
2.      denyut nadi tak teraba.
3.      selain itu pada bagian yang mengalami fraktur, otot-otot disekitarnya mengalami spasme
Pembidaian
Pertolongan Pertama pada Patah Tulang
Prinsip Pertolongan
  1. mengurangi dan menghilangkan rasa nyeri;
  2. mencegah gerakan patah tulang yang dapat mengakibatkan kerusakan jaringan lunak sekitarnya seperti: pembuluh darah, otot, saraf dan lainnya.
Penanganan Secara Umum
  1. DRABC
  2. Atasi perdarahan dan tutup seluruh luka
  3. Korban tidak boleh menggerakkan daerah yang terluka atau fraktur
  4. Imobilisasi fraktur dengan penyandang, pembalut atau bidai
  5. Tangani dengan hati-hati
  6. Observasi dan atasi syok bila perlu
  7. Segera cari pertolongan medis
Fraktur dan dislokasi harus diimobilisasi untuk mencegah memburuknya cedera. Tetapi situasi yang memerlukan Resusitasi baik pernafasan maupun jantung dan cedera kritis yang multipel harus ditangani terlebih dahulu.
Prioritas dalam menangani fraktur:
  1. fraktur spinal;
  2. fraktur tulang kepala dan tulang rusuk;
  3. fraktur extremitas
Perhatian:
Dalam menangani fraktur, jangan hanya terpaku pada frakturnya saja tetapi selalu mulai dengan DRABCH dan lakukan monitoring secara periodik.
Dan selalu ingat jika Anda tidak terlatih dan tidak berpengalaman jangan melakukan reposisi baik pada fraktur mapun pada dislokasi.
Pembidaian adalah proses yang digunakan untuk imobilisasi fraktur dan dislokasi. Pembidaian harus memfixasi tulang yang patah dan persendian yang berada di atas dan dibawah tulang yang fraktur. Jika yang cedera adalah sendi, bidai harus memfixasi sendi tersebut beserta tulang disebelah distal dan proximalnya.
Tipe-tipe bidai:
  1. Bidai Rigid adalah bidai yang terbuat dari kayu, plastik, alumunium atau bahan lainyang keras.
  2. Bidai Soft adalah bidai dari bantal, selimut, handuk atau pembalut atau bahan yang lunak lainnya.
  3. Bidai Traksi
Digunakan untuk imobilisasi ujung tulang yang patah dari fraktur femur sehingga dapat terhindari kerusakan yang lebih lanjut. Traksi merupakan aplikasi dari kekuatan yang cukup untuk menstabilkan patah tulang yang patah, traksi bukanlah meregangkan atau menggerakkan tulang yang patah sampai ujung-ujung tulang yang patah menyatu.
Prinsip Pembidaian
a. Lakukan pembidaian pada bagian badan yang mengalamai cedera;
b. Lakukan juga pembidaian pada kecurigaan patah tulang, jadi tidak perlu harus dipastikan dulu ada atau tidaknya patah tulang;
c. Melewati minimal 2 sendi yang berbatasan.
Syarat Pembidaian
  1. Bidai harus meliputi dua sendi, sebelum dipasang diukur terlebih dahulu pada anggota badan yang tidak sakit;
  2. Ikatan jangan terlalu ketat dan jangan terlalu kendor;
  3. Bidai dibalut/ dilapisi sebelum digunakan;
  4. Ikatan harus cukup jumlahnya, dimulai dari sebelah atas dan bawah tempat yang patah;
  5. Jika mungkin naikkan anggota gerak tersebut setelah dibidai;
  6. Sepatu, cincin, gelang, jam dan alat yang mengikat tubuh lainnya perlu dilepas.
Aturan dasar yang harus diingat ketika melakukan pembidaian:
  1. Jika ragu-ragu fraktur atau tidak ' Bidai
  2. Bidai Rigid sebelum digunakan harus dilapisi dulu;
  3. Ikatlah bidai dari distal ke proximal
  4. Periksalah denyut nadi distal dan fungsi saraf sebelum dan sesudah pembidaian dan perhatikan warna kulit ditalnya;
  5. Jika mungkin naikkan bagian tubuh yang mengalami patah tulang.
Pembalutan
Pembalut harus dipasang cukup kuat untuk mencegah pergerakan tapi tidak terlalu kencang sehingga mengganggu sirkulasi atau menyebabkan nyeri. Dalam usaha untuk mencegah pergesekan dan ketidaknyamanan pada kulit, penggunaan bantalan lunak dianjurkan sebelum melakukan balutan. Pengikatan selalu dilakukan di atas bidai atau pada sisi yang tidak cedera, kalau kedua kaki bawah mengalami cedera, pengikatan dilakukan di depan dan diantara bagian yang cedera.
Periksa dengan interval 15 menit untuk menjamin bahwa pembalut tidak terlalu kencang akibat pembengkakan dari jaringan yang cedera. Lewatkan pembalut pada bagian lekuk tubuh seperti leher, lutut dan pergelangan kaki jika diperlukan.
Cara Imobilisasi Fraktur
Dengan Pembalut
Gunakan pembalut lebar bila ada;
  1. Taruh pembalut dibawah bagian tubuh yang terjadi fraktur;
  2. Topang lengan atau tungkai dengan bidai sampai pembalut cukup memfixasi
  3. Setiap 15 menit periksa agar pembalut tudak terlalu ketat
  4. Periksa pembalut supaya tidak longgar
Dengan Bidai
  1. Dapat dipakai benda apa saja yang kaku dan cukup panjang melewati sendi dan ujung tulang yang patah;
  2. Pakai perban bantal diantara bidai dan bagian tubuh yang dibidai;
  3. Ujung-ujung lengan/tungkai dibalut di atas dan dibawah daerah fraktur. Ikatan harus cukup kuat pada daerah yang sehat.
Tipe patah tulang
1.      Patah tulang greenstick, yaitu kondisi patah tulang yang menyebabkan tulang membengkok dan biasanya banyak terjadi pada anak-anak ketika menerima tekanan atau trauma yang keras.
2.      Patah tulang tranversal, yaitu patah tulang yang terjadi pada bagian tengah tulang.
3.      Patah tulang oblik yaitu patah tulang yang membuat tulang tengah melengkung atau bengkok
4.      Patah tulang komunitif, yaitu patah tulang yang menyebabkan tulang pecah menjadi beberapa bagian.
5.      Patah tulang patologis, yaitu patah tulang yang disebabkan karena penyakit pada bagian tulang.
Gejala patah tulang
1.      Rasa sakit yang buruk pada bagian patah tulang dan sangat sakit bahkan hanya jika digerakkan atau disentuh.
2.      Pada bagian patah tulang terlihat bengkak, muncul bekas kebiruan dan terkadang mati rasa sehingga tidak terasa jika disentuh atau digerakkan.
3.      Perubahan bentuk sendi atau struktur tulang yang biasanya terjadi pada bagian kaki atau lengan.
4.      Tulang terlihat sangat menonjol dan bahkan keluar dari kulit atau dibawah bagian kulit tapi sangat terlihat.
5.      Munculnya pendarahan yang dekat dengan tempat patah tulang.

Banyak orang yang melihat bahwa patah tulang bisa menyebabkan kondisi yang lebih buruk, karena itu penderita patah tulang harus segera mendapatkan pertolongan. Jika anda melihat orang tulang patah, maka bisa mencoba melakukan langkah pertolongan pertama pada patah tulang seperti dibawah ini:
1.      Keputusan pindahkan atau tidak
Jika anda menolong korban kecelakaan dijalan raya dan situasi bisa membahayakan penderita patah tulang maka dipindahkan dengan cara yang sangat hati-hati. Usahakan untuk memberikan topangan pada bagian patah tulang agar tidak menyebabkan pergeseran. Namun jika tidak perlu dipindahkan maka sebaiknya jangan dipindahkan untuk menjaga agar tidak bertambah parah
2.      Baringkan korban
Korban yang menderita patah tulang sebaiknya dibaringkan dengan posisi yang nyaman. Membaringkan korban juga bisa membantu agar patah tulang tidak menjadi lebih bururk dan membuat korban merasa lebih tenang.
3.      Bantu hentikan pendarahan
Jika kasus patah tulang yang anda bantu disertai dengan pendarahan, maka pertama kali adalah bantu menghentikan pendarahan. Bersihkan luka ada di sekitar patah tulang secara lembut dan hati-hati. Kemudian terapkan perban yang steril dengan menekan sisi luka agar pendarahan bisa berhenti. Namun usahakan untuk tidak memberikan tekanan pada bagian yang mungkin patah tulang.
4.      Jangan menekan patah tulang
Setelah anda menghentikan pendarahan atau tidak perlu jika tidak disertai dengan pendarahan, maka jangan menekan bagian tulang yang patah. Jangan mendorong atau membuat kondisi patah tulang menjadi lebih buruk.
5.      Berikan topangan pada bagian patah tulang
Agar patah tulang tidak mengalami pergeseran atau bertambah buruk, maka usahakan untuk memberikan topangan pada bagian tersebut. Anda bisa menggunakan papan yang keras atau handuk yang tebal. Tujuannya adalah untuk menghindari agar patah tulang tidak bergeser.
6.      Kompres dengan es
Penderita patah tulang biasanya akan merasa sangat sakit dan membuat kondisinya semakin menurun sebelum sampai di rumah sakit. Untuk mengurangi rasa sakit maka disarankan untuk mengompres dengan es. Bungkus es batu dengan handuk yang lembut dan tebal kemudian terapkan pada bagian patah tulang. Jangan menempelkan es batu ke bagian kulit secara langsung karena bisa menyebabkan komplikasi pendarahan dibagian dalam.
7.      Bantu korban mengatasi syok
Orang yang menderita patah tulang mungkin mengalami syok yang menyebabkan kondisi tubuh menurun dengan cepat. Untuk mengatasi hal ini maka anda bisa mencoba untuk membantu mengatur nafas. Jangan memberikan makanan atau minuman apapun, karena bisa saja korban harus menjalani operasi dengan bius total.
8.      Mencari bantuan medis
Orang yang menderita patah tulang membutuhkan bantuan medis dari ahli. Anda bisa meminta bantuan medis sejak sebelum memberikan pertolongan pertama pada korban. Cara ini akan mempercepat korban bisa ditangani oleh medis sehingga bisa mengurangi komplikasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

© Kesehatan itu penting | Blogger Template by Enny Law