Pertolongan Pertama
Fraktur (Patah Tulang)

Fraktur atau patah tulang adalah keadaan
dimana hubungan atau kesatuan jaringan tulang terputus. Tulang mempunyai daya
lentur (elastisitas) dengan kekuatan yang memadai, apabila trauma melebihi dari
daya lentur tersebut maka terjadi fraktur (patah tulang). Penyebab terjadinya
fraktur adalah trauma, stres kronis dan berulang maupun pelunakan tulang yang
abnormal.
Patah tulang (fraktur) merupakan putusnya
hubungan tulang yang diakibatkan karena ruda paksa/ benturan.Patah tulang merupakan
salah satu jenis akibat yang paling sering dari kecelakaan lalu lintas, jatuh
atau cedera akibat olahraga. Patah tulang menyebabkan ada bagian celah pada
bagian tulang yang menyebabkan rasa sakit ketika disentuh. Patah tulang bisa menjadi
bentuk melintang atau menjadi beberapa potongan. Tekanan atau trauma yang
terlalu keras bisa menyebabkan patah tulang.
Patah
tulang terbuka
dapat terjadi di mana saja. Pada setiap kegiatan sehari-hari, terkadang ada
saja hal yang dapat menyebabkan kita mengalami cedera sistem otot dan rangka
hingga kita akan merasa sangat sakit dan sulit untuk memfungsikan alat gerak.
Alat gerak pada manusia terdiri dari tulang, sendi, jaringan ikat, dan otot.
Setiap
cedera atau gangguan lain yang terjadi pada sistem ini akan mengakibatkan
terganggunya pergerakan seseorang untuk sementara atau selamanya.
Sementara
itu, gangguan yang paling sering dialami oleh otot rangka adalah patah tulang.
Seperti apa yang dijelaskan oleh Palang Merah Indonesia (PMI), patah tulang
adalah terputusnya jaringan tulang, baik seluruhnya atau hanya sebagian
saja. Patah tulang ini sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu patah tulang
tertutup dan patah tulang terbuka. Di artikel ini, kita akan mengetahui
lebih lanjut mengenai patah tulang terbuka.
Apa itu patah tulang terbuka?
Patah
tulang terbuka merupakan kasus patah tulang yang disertai dengan luka pada
kulit di permukaan daerah tulang yang patah. Pada kasus yang lebih berat,
bagian tulang yang patah akan terlihat dari luar. Cukup mengerikan, bukan? Yang
paling mengerikan lagi adalah jika ada luka, maka kuman akan dengan mudah
sampai ke tulang, sehingga memiliki risiko yang tinggi untuk terjadi infeksi
tulang. Oleh karena itu, patah tulang terbuka harus segera diberi pertolongan.
Patah
tulang terbuka lebih mudah dikenali dibandingkan dengan patah tulang tertutup,
dan biasanya patah tulang terbuka terjadi pada tungkai dan lengan.
Cara menangani patah tulang terbuka
Penanganan
patah tulang yang paling utama adalah pembidaian. Pembidaian adalah berbagai
tindakan dan upaya untuk menghindari pergerakan, untuk melindungi serta
menstabilkan bagian tubuh yang cedera. Hal ini penting dilakukan sebelum tenaga
ahli (dokter atau paramedis) dapat membantu Anda.
Pembidaian
bertujuan untuk:
- Mencegah pergerakan atau pergeseran dari ujung tulang yang patah
- Mengurangi terjadinya cedera baru di sekitar bagian tulang yang patah
- Mengistirahatkan anggota badan yang patah
- Mengurangi rasa nyeri
- Mengurangi perdarahan
- Mempercepat penyembuhan
Macam-macam bidai
Berikut
ini adalah beberapa bidai yang dapat digunakan dalam keadaan darurat untuk
patah tulang terbuka:
1.
Bidai keras
Dibuat
dari bahan yang keras, kaku, kuat, dan ringan untuk mencegah pergerakan bagian
yang cedera. Pada dasarnya ini adalah bidai yang paling baik dan sempurna pada
keadaan darurat. Bahan yang sering dipakai adalah kayu, alumunium, karton,
plastik, dan lain-lain.
2.
Bidai yang dapat dibentuk
Jenis
bidai ini dapat diubah menjadi berbagai bentuk dan kombinasi untuk disesuaikan
dengan bentuk cedera. Contohnya selimut, bantal, bidai kawat, dan lain-lain.
3.
Gendongan/belat dan bebat
Pembidaian
ini dilakukan dengan menggunakan kain pembalut, biasanya menggunakan mitella
(kain segitiga) dan gendongan lengan. Prinsipnya adalah dengan memanfaatkan
tubuh penderita sebagai sarana untuk menghentikan pergerakan bagian yang
cedera.
4.
Bidai improvisasi
Bila
tidak tersedia bidai apaun, maka penolong dituntut untuk mampu berimprovisasi
membuat bidai yang cukup kuat dan ringan untuk menopang bagian tubuh yang
cedera. Misalnya majalah, koran, karton, dan lain-lain.
Panduan pembidaian
Meskipun
bidai yang dipakai seadanya, tetap saja ada beberapa pedoman yang harus diikuti
untuk meminimalisir kecelakaan saat pembidaian.
- Sebisa mungkin beri tahu rencana yang akan Anda lakukan pada penderita.
- Pastikan bagian yang cedera dapat dilihat, dan hentikan perdarahan (bila ada) sebelum melakukan pembidaian.
- Siapkan alat seperlunya seperti bidai dan kain segitiga (mitella).
- Jangan mengubah posisi yang cedera.
- Jangan memasukkan bagian tulang yang patah.
- Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah (sebelum dipasang, bidai harus diukur terlebih dahulu pada anggoda badan penderita yang tidak mengalami patah tulang).
- Jika ada tulang yang keluar, Anda dapat menggunakan mitella dan membentuknya seperti donat atau menggunakan benda apapun yang lunak dan memiliki lubang, lalu masukkan tulang di dalam lingkaran donat tersebut agar tulang tidak tersenggol (sesuaikan lingkaran dengan diameter tulang yang keluar).
- Lapisi bidai dengan bahan yang lunak bila memungkinkan.
- Gunakan beberapa mitella untuk mengikat bidai (jika di bagian kaki, masukkan mitella melalui celah di bawah lutut dan di bawah pergelangan kaki).
- Ikat juga “donat” yang telah Anda pakai pada tulang yang keluar dengan mitella.
- Ikatan jangan terlalu keras dan terlalu longgar.
- Ikatan harus cukup jumlahnya, dimulai dari sendi yang banyak melakukan gerakan, kemudian sendi atas dari tulang yang patah.
- Jangan membidai berlebihan, jika anggota tubuh penderita yang mengalami patah tulang sudah tidak dapat melakukan gerakan itu berarti Anda sudah melakukan pembidaian dengan baik.
- Bawa penderita ke rumah sakit untuk tindakan lebih lanjut.
Macam – Macam Fraktur :
1. Menurut Perluasan
- Patah tulang komplit
- Patah tulang in komplit/ tidak komplit
2. Menurut bentuk garis patah
- Transversal
- Oblique
- Spiral
- Comunited (remuk)
3. Menurut hubungan antar fragmen
- Tanpa perubahan bentuk
- Degan perubahan bentuk
4. Menurut hubungan dengan dunia luar
- Patah tulang terbuka
- Patah tulang tertutup
5. Menurut lokalisasi
- Pada tulang panjang :
• ⅓ proksimal
• ⅓ tengah
• ⅓ distal
- pada tulang Clavicula
• ¼ medial
• ½ tengah
• ¼ lateral
6. Dengan atau tanpa komplikasi
Tanda – Tanda Patah Tulang
A. Patah tulang tertutup
1. Nyeri tekan/ pergerakan
2. pembengkakan
3. Perubahan bentuk (Deformitas)
4. Fungsi terganggu (Fungsiolaesa)
5. Krepitasi (bunyi gesekan)
B. Patah tulang terbuka
1. Sama dengan diatas ditambah dengan adanya luka atau perdarahan pada permukaan jaringan kulit akibat terkoyak oleh ujung tulang yang patah.
Prinsip pertolongan pertama pada patah tulang
1. Pertahankan posisi
2. Cegah infeksi
3. Atasi syok dan perdarahan
4. Imobilisasi (fiksasi dengan pembidaian)
5. Pengobatan :
- Antibiotika
- ATS (Anti Tetanus Serum)
- Anti inflamasi (anti radang)
- Analgetik/ pengurang rasa sakit
Syarat – syarat pembidaian :
1. Cukup kuat untuk menyokong
2. Cukup panjang
3. Diberi bantalan kapas
4. Ikat diatas dan dibawah garis fraktur (garis patah)
5. Ikatan tidak boleh terlalu kencang atau terlalu kendur.
1. Patah Tulang Tengkorak
Tindakan :
- Jangan terlalu sering diangkat – angkat
- Bersihkan mulut, hidung bila ada perdarahan
- Baringkan miring, kepala ditelungkupkan
- Bersihkan luka dan atasi perdarahan
- Pada patah tulang terbuka jangan mencuci luka dengan cairan apapun
- Tutup luka dengan kasa steril
- Balutan tidak menekan
- Segera kirim ke RS terdekat
2. Patah Tulang Rahang
Tindakan :
- Kompres rahang dengan es
- Balut dengan funda
- Beri obat pengurang rasa sakit
- Kirim ke RS
3. Patah Tulang Selangka
Tindakan :
- Lakukan balutan ransel
- Lengan digantung ke leher
- Bantalan pada ketiak sisi yang sakit
- Kirim ke RS
4. Patah Tulang Lengan Atas
Tindakan :
- Pasang bidai di sepanjang lengan atas
- Balutan untuk mengikat
- Siku terlipat lengan bawah merapat
- Lengan di gantung ke leher
Bila patah dekat sendi siku, bidai sampai lengan bawah dan luruskan.
5. Patah Tulang Lengan Bawah
Tindakan :
- Bidai sepanjang lengan bawah 2 buah (sisi luar dan dalam)
- Balut
- Gantungkan lengan yang patah ke leher
- Kirim ke RS
6. Patah Tulang Iga
Tindakan :
- Bersihkan dada
- Strapping (fiksasi dengan memakai plester pada seluruh iga)
- Kirim ke RS
7. Patah Tulang Pinggul
Tindakan :
- Baringkan terlentang, kedua kaki dan lutut diikat jadi Satu.
- Beri bantakan di bawah lutut dan samping pinggul
- Atasi syok bila perlu
- Ikat seluruh panggul dengan kain lebar
- Harus diusung
- Kirim ke RS
8. Patah Tulang Paha
Tindakan :
- Pembidaian 2 buah (luar dan dalam) dilakukan sebelum dipindahkan
- Bila patah tulang paha atas bidai luar sampai pinggang
- Bila patah tulang paha bagian bawah bidai luar sampai pinggul
9. Patah Tulang Betis
Tindakan :
- Pembidaian 2 buah mulai dari mata kaki sampai atas lutut
- Diikat
- Beri bantalan di bawah lutut dan di bawah mata kaki
10. Patah tulang tempurung lutut
Tindakan :
- Balutan penekan diatas lutut
- Kompres es
- Lutut sedikit terlipat, pasang bidai di bawah mulai dari pantat sampai tumit
- Beri bantalan di bawah lutut, dan pergelangan kaki
- Kirim ke RS
Bagaimana patah tulang itu terjadi ?
a. Trauma (benturan)
Ada dua trauma/ benturan
yang dapat mengakibatkan fraktur, yaitu:
- Benturan langsung
- Benturan tidak langsung
b. Tekanan/stres yang terus
menerus dan berlangsung lama
Tekanan kronis berulang
dalam jangka waktu lama akan mengakibatkan fraktur (patah tulang) yang
kebanyakan pada tulang tibia, fibula (tulang-tulang pada betis) atau metatarsal
pada olahragawan, militer maupun penari.
Contoh: Seorang yang senang
baris berbaris dan menghentak-hentakkan kakinya, maka mungkin terjadi patah
tulang di daerah tertentu.
c. Adanya keadaan yang
tidak normal pada tulang dan usia
Kelemahan tulang yang
abnormal karena adanya proses patologis seperti tumor maka dengan energi
kekerasan yang minimal akan mengakibatkan fraktur yang pada orang normal belum
dapat menimbulkan fraktur.
Bagaimana Mengetahui Adanya Patah Tulang
1. Riwayat: Setiap
patah tulang umumnya mempunyai riwayat trauma yang diikuti pengurangan
kemampuan anggota gerak yang terkena. Ingat bahwa fraktur tidak selalu terjadi
pada daerah yang mengalami trauma (tekanan).
2. Pemeriksaan:
Inspeksi (Lihat) bandingkan
dengan sisi yang normal, dan perhatikan hal-hal dibawah ini:
- Adanya perubahan asimetris kanan-kiri
- Adanya Deformitas seperti Angulasi (membentuk sudut) atau; Rotasi (memutar)dan Pemendekan
- Jejas (tanda yang menunjukkan bekas trauma);
- Pembengkakan
- Terlihat adanya tulang yang keluar dari jaringan lunak;
Palpasi
(Meraba dan merasakan)
Perlu dibandingkan dengan
sisi yang sehat sehingga penolong dapat merasakan perbedaannya. Rabalah dengan hati-hati !
a. Adanya nyeri tekan pada daerah cedera (tenderness);
b. Adanya crepitasi (suara dan sensasi berkeretak) pada
perabaan yang sedikit kuat;
c. Adanya gerakan abnormal dengan perabaan agak kuat.
Perhatian:
Jangan
lakukan pemeriksaan yang sengaja untuk mendapat bunyi crepitasi atau gerakan ab
normal,
misal meraba dengan kuat sekali.
3. Gerakan
Terdapat
dua gerakan yaitu :
Aktif:
Adalah pemeriksaan gerakan dimana anda meminta korban menggerakkan bagian yang
cedera.
Pasif:
Dimana penolong melakukan gerakan pada bagian yang cedera.
Pada
pemeriksaan ini dapat ditemukan hal-hal sebagai berikut:
Terdapat
gerakan abnormal ketika menggeerakkan bagian yang cedera
Korban
mengalami kehilangan fungsi pada bagian yang cedera. Apabila korban mengalami
hal ini, maka dapat disebabkan oleh dua kemungkinan yaitu akibat nyeri karena
adanya fraktur atau akibat kerusakan saraf yang mempersarafi bagian tersebut
(ini diakibatkan oleh karena patahan tulang merusak saraf tersebut).
Pemeriksaan
Komplikasi
Periksalah
di bawah daerah patah tulang, Anda akan menemukan:
1. kulit berwarna kebiruan dan pucat;
2. denyut nadi tak teraba.
3. selain itu pada bagian yang mengalami fraktur, otot-otot
disekitarnya mengalami spasme
Pembidaian
Pertolongan Pertama pada
Patah Tulang
Prinsip
Pertolongan
- mengurangi dan menghilangkan rasa nyeri;
- mencegah gerakan patah tulang yang dapat mengakibatkan kerusakan jaringan lunak sekitarnya seperti: pembuluh darah, otot, saraf dan lainnya.
Penanganan
Secara Umum
- DRABC
- Atasi perdarahan dan tutup seluruh luka
- Korban tidak boleh menggerakkan daerah yang terluka atau fraktur
- Imobilisasi fraktur dengan penyandang, pembalut atau bidai
- Tangani dengan hati-hati
- Observasi dan atasi syok bila perlu
- Segera cari pertolongan medis
Fraktur dan dislokasi
harus diimobilisasi untuk mencegah memburuknya cedera. Tetapi situasi yang
memerlukan Resusitasi baik pernafasan maupun jantung dan cedera kritis yang
multipel harus ditangani terlebih dahulu.
Prioritas dalam
menangani fraktur:
- fraktur spinal;
- fraktur tulang kepala dan tulang rusuk;
- fraktur extremitas
Perhatian:
Dalam menangani fraktur,
jangan hanya terpaku pada frakturnya saja tetapi selalu mulai dengan DRABCH dan
lakukan monitoring secara periodik.
Dan selalu ingat jika
Anda tidak terlatih dan tidak berpengalaman jangan melakukan reposisi baik pada
fraktur mapun pada dislokasi.
Pembidaian adalah
proses yang digunakan untuk imobilisasi fraktur dan dislokasi. Pembidaian harus
memfixasi tulang yang patah dan persendian yang berada di atas dan dibawah
tulang yang fraktur. Jika yang cedera adalah sendi, bidai harus memfixasi sendi
tersebut beserta tulang disebelah distal dan proximalnya.
Tipe-tipe bidai:
- Bidai Rigid adalah bidai yang terbuat dari kayu, plastik, alumunium atau bahan lainyang keras.
- Bidai Soft adalah bidai dari bantal, selimut, handuk atau pembalut atau bahan yang lunak lainnya.
- Bidai Traksi
Digunakan
untuk imobilisasi ujung tulang yang patah dari fraktur femur sehingga dapat
terhindari kerusakan yang lebih lanjut. Traksi
merupakan aplikasi dari kekuatan yang cukup untuk menstabilkan patah tulang
yang patah, traksi bukanlah meregangkan atau menggerakkan tulang yang patah
sampai ujung-ujung tulang yang patah menyatu.
Prinsip Pembidaian
a. Lakukan pembidaian pada bagian badan yang
mengalamai cedera;
b. Lakukan juga pembidaian pada kecurigaan patah
tulang, jadi tidak perlu harus dipastikan dulu ada atau tidaknya patah tulang;
c. Melewati minimal 2 sendi yang berbatasan.
Syarat Pembidaian
- Bidai harus meliputi dua sendi, sebelum dipasang diukur terlebih dahulu pada anggota badan yang tidak sakit;
- Ikatan jangan terlalu ketat dan jangan terlalu kendor;
- Bidai dibalut/ dilapisi sebelum digunakan;
- Ikatan harus cukup jumlahnya, dimulai dari sebelah atas dan bawah tempat yang patah;
- Jika mungkin naikkan anggota gerak tersebut setelah dibidai;
- Sepatu, cincin, gelang, jam dan alat yang mengikat tubuh lainnya perlu dilepas.
Aturan dasar yang
harus diingat ketika melakukan pembidaian:
- Jika ragu-ragu fraktur atau tidak ' Bidai
- Bidai Rigid sebelum digunakan harus dilapisi dulu;
- Ikatlah bidai dari distal ke proximal
- Periksalah denyut nadi distal dan fungsi saraf sebelum dan sesudah pembidaian dan perhatikan warna kulit ditalnya;
- Jika mungkin naikkan bagian tubuh yang mengalami patah tulang.
Pembalutan
Pembalut harus dipasang
cukup kuat untuk mencegah pergerakan tapi tidak terlalu kencang sehingga
mengganggu sirkulasi atau menyebabkan nyeri. Dalam usaha untuk mencegah
pergesekan dan ketidaknyamanan pada kulit, penggunaan bantalan lunak dianjurkan
sebelum melakukan balutan. Pengikatan selalu dilakukan di atas bidai atau pada
sisi yang tidak cedera, kalau kedua kaki bawah mengalami cedera, pengikatan
dilakukan di depan dan diantara bagian yang cedera.
Periksa dengan interval
15 menit untuk menjamin bahwa pembalut tidak terlalu kencang akibat
pembengkakan dari jaringan yang cedera. Lewatkan pembalut pada bagian lekuk
tubuh seperti leher, lutut dan pergelangan kaki jika diperlukan.
Cara Imobilisasi Fraktur
Dengan Pembalut
Gunakan pembalut lebar
bila ada;
- Taruh pembalut dibawah bagian tubuh yang terjadi fraktur;
- Topang lengan atau tungkai dengan bidai sampai pembalut cukup memfixasi
- Setiap 15 menit periksa agar pembalut tudak terlalu ketat
- Periksa pembalut supaya tidak longgar
Dengan Bidai
- Dapat dipakai benda apa saja yang kaku dan cukup panjang melewati sendi dan ujung tulang yang patah;
- Pakai perban bantal diantara bidai dan bagian tubuh yang dibidai;
- Ujung-ujung lengan/tungkai dibalut di atas dan dibawah daerah fraktur. Ikatan harus cukup kuat pada daerah yang sehat.
Tipe
patah tulang
1. Patah tulang greenstick,
yaitu kondisi patah tulang yang menyebabkan tulang membengkok dan biasanya
banyak terjadi pada anak-anak ketika menerima tekanan atau trauma yang keras.
2. Patah tulang tranversal,
yaitu patah tulang yang terjadi pada bagian tengah tulang.
3. Patah tulang oblik yaitu
patah tulang yang membuat tulang tengah melengkung atau bengkok
4. Patah tulang komunitif,
yaitu patah tulang yang menyebabkan tulang pecah menjadi beberapa bagian.
5. Patah tulang patologis,
yaitu patah tulang yang disebabkan karena penyakit pada bagian tulang.
Gejala
patah tulang
1. Rasa sakit yang buruk pada
bagian patah tulang dan sangat sakit bahkan hanya jika digerakkan atau
disentuh.
2. Pada bagian patah tulang
terlihat bengkak, muncul bekas kebiruan dan terkadang mati rasa sehingga tidak
terasa jika disentuh atau digerakkan.
3. Perubahan bentuk sendi atau
struktur tulang yang biasanya terjadi pada bagian kaki atau lengan.
4. Tulang terlihat sangat
menonjol dan bahkan keluar dari kulit atau dibawah bagian kulit tapi sangat
terlihat.
5. Munculnya pendarahan yang
dekat dengan tempat patah tulang.
Banyak
orang yang melihat bahwa patah tulang bisa menyebabkan kondisi yang lebih buruk,
karena itu penderita patah tulang harus segera mendapatkan pertolongan. Jika
anda melihat orang tulang patah, maka bisa mencoba melakukan langkah
pertolongan pertama pada patah tulang seperti dibawah ini:
1. Keputusan pindahkan atau
tidak
Jika anda menolong korban
kecelakaan dijalan raya dan situasi bisa membahayakan penderita patah tulang
maka dipindahkan dengan cara yang sangat hati-hati. Usahakan untuk memberikan
topangan pada bagian patah tulang agar tidak menyebabkan pergeseran. Namun jika
tidak perlu dipindahkan maka sebaiknya jangan dipindahkan untuk menjaga agar
tidak bertambah parah
2. Baringkan korban
Korban yang menderita patah
tulang sebaiknya dibaringkan dengan posisi yang nyaman. Membaringkan korban
juga bisa membantu agar patah tulang tidak menjadi lebih bururk dan membuat
korban merasa lebih tenang.
3. Bantu hentikan pendarahan
Jika kasus patah tulang
yang anda bantu disertai dengan pendarahan, maka pertama kali adalah bantu
menghentikan pendarahan. Bersihkan luka ada di sekitar patah tulang secara
lembut dan hati-hati. Kemudian terapkan perban yang steril dengan menekan sisi
luka agar pendarahan bisa berhenti. Namun usahakan untuk tidak memberikan
tekanan pada bagian yang mungkin patah tulang.
4. Jangan menekan patah tulang
Setelah anda menghentikan
pendarahan atau tidak perlu jika tidak disertai dengan pendarahan, maka jangan
menekan bagian tulang yang patah. Jangan mendorong atau membuat kondisi patah
tulang menjadi lebih buruk.
5. Berikan topangan pada
bagian patah tulang
Agar patah tulang tidak
mengalami pergeseran atau bertambah buruk, maka usahakan untuk memberikan topangan
pada bagian tersebut. Anda bisa menggunakan papan yang keras atau handuk yang
tebal. Tujuannya adalah untuk menghindari agar patah tulang tidak bergeser.
6. Kompres dengan es
Penderita patah tulang
biasanya akan merasa sangat sakit dan membuat kondisinya semakin menurun
sebelum sampai di rumah sakit. Untuk mengurangi rasa sakit maka disarankan
untuk mengompres dengan es. Bungkus es batu dengan handuk yang lembut dan tebal
kemudian terapkan pada bagian patah tulang. Jangan menempelkan es batu ke
bagian kulit secara langsung karena bisa menyebabkan komplikasi pendarahan
dibagian dalam.
7. Bantu korban mengatasi syok
Orang yang menderita patah
tulang mungkin mengalami syok yang menyebabkan kondisi tubuh menurun dengan
cepat. Untuk mengatasi hal ini maka anda bisa mencoba untuk membantu mengatur
nafas. Jangan memberikan makanan atau minuman apapun, karena bisa saja korban
harus menjalani operasi dengan bius total.
8. Mencari bantuan medis
Orang yang menderita patah
tulang membutuhkan bantuan medis dari ahli. Anda bisa meminta bantuan medis
sejak sebelum memberikan pertolongan pertama pada korban. Cara ini akan
mempercepat korban bisa ditangani oleh medis sehingga bisa mengurangi
komplikasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar