Selasa, 13 Desember 2016

MAKALAH FARMAKOLOGI "OBAT YANG BEKERJA PADA SISTEM ENDOKRIN"



MAKALAH FARMAKOLOGI
Obat  yang bekerja pada Sistem Endokrin
Description: logo.jpg
DISUSUN  :
KIKY APRILIANY (15021)

AKADEMI KEPERAWATAN HARUM JAKARTA
Tahun 2016



KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayahnya kami dapat menyusun makalah Farmakologi. Selesainya  penyusunan ini berkat bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu, pada kesempatan ini kami sampaikan terimakasih dan penghargaan kepada yang terhormat:
1.      Ibu Rusmawati Sitorus, S.Pd, S.Kep, MA selaku Direktur Akademi Keperawatan harum Jakarta yang telah memberikan kemudahan-kemudahan baik berupa maril maupun materil selama mengikuti pendidikan di Akedemi Keperawatan Harum Jakarta ini.
2.      Ibu Ns. Ria Imelda S.kep selaku koordinator mata ajar Farmakologi.
3.      Ibu Ns. Ari Susiani, Mkep selaku wali kelas tingkat I.
4.      Rekan-rekan semua angkatan XVII  Akademi Keperawatan Harum Jakarta.
5.      Secara khusus kami menyampaikan terimakasih kepada keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada kami, baik selama mengikuti perkuliahan maupun dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan dan sebagai umpan balik yang positif demi perbaikan dimasa mendatang. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu Farmakologi.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih dan kami berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Jakarta,    April 2016



Kelompok 5


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .....................................................................................................   i
DAFTAR ISI                 ..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang          .....................................................................................................   1
1.2 Tujuan                       .....................................................................................................   1
1.3 Sistematika Penulisan....................................................................................................   2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 pengertian obat          .....................................................................................................   3
2.2 Pengenalan sistem endokrin..........................................................................................   3
2.3 Jenis penyakit yang termasuk ke dalam sistem endokrin..............................................   7
2.4 obat yang bekerja pada sistem endokrin........................................................................   5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan               .....................................................................................................   12
3.2 Saran                         .....................................................................................................   12
DAFTAR PUSTAKA    .....................................................................................................  



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Sistem endokrin terdiri dari sekelompok organ (kadang disebut sebagai kelenjar sekresi internal), yang fungsi utamanya adalah menghasilkan dan melepaskan hormon-hormon secara langsung ke dalam aliran darah. Hormon berperan sebagai pembawa pesan untuk mengkoordinasikan kegiatan berbagai organ tubuh. Kelenjar endokrin memiliki organ utama dari sistem endokrin yaitu hipotalamus, kelenjar hipofisa, kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, kelenjar pankreas, kelenjar adrenal, testis, ovarium. Banyak organ yang melepaskan hormon atau zat yang mirip hormon, tetapi biasanya tidak disebut sebagai bagian dari sistem endokrin. Beberapa organ ini menghasilkan zat-zat yang hanya bereaksi di tempat pelepasannya, sedangkan yang lainnya tidak melepaskan produknya ke dalam aliran darah. Contohnya, otak menghasilkan berbagai hormon yang efeknya terutama terbatas pada sistem saraf.
Hormon adalah zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah daru suatu kelenjar atau organ, yang mempengaruhi kegiatan di dalam sel-sel. Sebagaian besar hormon merupakan protein yang terdiri dari rantai asam amino dengan panjang yang berbeda-beda. Sisanya merupakan steroid, yaitu zat lemak yang merupakan derivate dari kolesterol. Hormon dalam jumlah yang sangat kecil bisa memicu respon tubuh yang sangat luas.
1.2  Tujuan Penulisan
Tujuan Umum
Mahasiswa mengetahui tentang sistem endokrin secara singkat serta bagian-bagian nya dan beserta obat-obatnya.
Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu mengetahui apa yang dimaksud dengan system endokrin, mahasiswa mampu mengetahui apa saja penyakit-penyakit yang terjadi pada system endokrin, mahasiswa mampu mengetahui apa saja obat yang dapat mengobati atau mengurangi dari penyakit-penyakit terserbut.
1.3 Sistematika Penulisan
Bab I        : Terdiri dari : Pendahuluan tentang latar belakang, tujuan penulisan, sistematika penulisan
Bab II       : Terdiri dari:  Pembahasan tentang pengertian obat, pengenalan system endokrin, jenis-jenis penyakit, dan obat yang bekerja pada system endokrin
Bab III     : Terdiri dari : Penutup tentang kesimpulan dan saran.


















BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Obat
Obat adalah benda atau zat yang dapat digunakan untuk merawat penyakit, membebaskan gejela, atau mengubah proses kimia adalah tubuh.obat ialah suatu bahan ataupun panduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan termasuk untuk memperelok tubuh atau bagian tubuh manusia termasuk obat tradisional.
2.2    Pengenalan Sistem Endokrin
KELENJAR PITUITARI
dasar Kelenjar pituitari atau hipofisis, terletak pada otak, memiliki dua lobus, pituitari anterior (adenohipofisis) dan pituitari posterior (neurohipofisis). Kelenjar Pituitari anterior disebut master gland, karena mensekresikan hormon-hormon kelenjar target, termasuk tiroid, paratiroid, adrenal, dan gonad. Kelenjar Pituitari posterior mensekresikan dua neurohormon, hormon antidiuretik (ADH) atau vasopresin, dan oksitosin.
Kelenjar Pituitari Anterior
Hormon pituitari anterior adalah (1) thyroid-stimulating hormone (TSH), (2) adrenocortikotropik hormone (ACTH), dan (3) gonadotropin (follicle-stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH). Hormon-hormon ini mengandalikan pembentukan dan pelepasan hormon-hormon dari tiroid, adrenal, dan ovarium. Hormon-hormon lain yang disekresi oleh pituitari anterior (adenohipofisis) mencakup growth hormone (GH), prolactin, dan melanocyte-stimulating hormone (MSH). Jumlah sekresi tiap hormon oleh pituitari anterior diatur oleh suatu sistem umpan balik negatif. Jika hormon yang disekresikan oleh kelenjar target berlebihan, pelepasan hormon dari pituitari anterior akan tertekan, jika ada kekurangan sekresi hormon dari kelenjar  target, maka akan ada peningkatan hormon pituitari anterior yang berkaitan.

Thyroid Stimulating Hormone
Kelenjar pituitari anterior mensekresikan thyroid stimulating hormone (TSH) sebagai respon dari thyroid releasing hormone (TRH) dari hipotalamus. TSH, atau thyrotropic hormone, merangsang pelepasan levotiroksin (T4) dan triiodotironin (T3) dari kelenjar tiroid. Hipersekresi TSH dapat menyebabkan hipertiroidisme dan pembesaran tiroid, dan hiposekresi dapat menimbulkan hipotiroidisme. Kadar serum TSH harus diperiksa untuk menentukan apakah ada kekurangan atau kelebihan TSH. Kadar TSH dan T4 sering diukur untuk membedakan disfungsi pituitari dari tiroid. Berkurangnya kadar T4 dan kadar TSG normal atau meningkat dapat menunjukkan adanya gangguan tiroid.
Adrenocortikotropik Hormon
Sekresi adrenocortikotropik hormone (ACTH) terjadi sebagai jawaban terhadap corticotropin releasing factor (CRF) dari hipotalamus. ACTH dari pituitari anterior merangsang pelepasan glukokortikoid (kortisol), mineralokoid (aldosteron), dari korteks adrenal menghambat pelepasan ACTH dan CRH. Jika kadar kortisol rendah, sekresi ACTH dirangsang, yang kemudian merangsang korteks adrenal untuk melepaskan lebih banyak kortisol. Lebih banyak ACTH dilepaskan pada pagi hari daripada malam hari.
Hormon Gonadotropik
Hormon gonadotropik mengatur sekresi hormon dari ovarium dan testis (gonad). Follicle stimulating hormone (FSH), luteinizing hormone (LH), dan prolactin merupakan hormon-hormon gonadotropik yang disekresi oleh kelenjar pituitari anterior. FSH mempercepat pematangan folikel ovarium dan mengaktifkan produksi sperma dari testis. LH bergabung dengan FSH dalam pematangan dan produksi estrogen dan mempercepat sekresi androgen dari testis. Prolaktin merangsang pembentukan susu dalam jaringan payudara sesudah melahirkan.



Growth Hormone (Hormon Pertumbuhan)
Growth hormone (GH) atau somatotropic hormone (STH), bekerja pada semua jaringan tubuh, terutama pada tulang dan otot-otot skeletal. Jumlah GH yang disekresi diatur oleh growth hormone releasing hormone (GHRH) dan growth hormone inhibiting hormone (GHIH, atau somatostatin) dari hipotalamus. Simpatomimetik, serotonin, dan glukokortikoid dapat menghambat sekresi GH.
Kelenjar Pituitari Posterior
Kelenjar pituitari posterior (neurohipofisis) mensekresi antidiuretic hormone (ADH, vasopresin) dan oksitosin. Serabut-serabut saraf penghubung antara hipotalamus dan kelenjar pituitari posterior memungkinkan pembentukan ADH dan oksitosin di hipotalamus dan disimpan dalam kelenjar pituitari. ADH meningkatkan penyerapan kembali air dari tubulus ginjal, dan mengembalikannya ke sirkulasi sistemik. Sekresi ADH diatur oleh osmolalitas serum (konsentrasi cairan di dalam pembuluh darah). Peningkatan osmolalitas serum menigkatkan pelepasan ADH dari pituitari; sehingga lebih banyak air diserap dari tubulus ginjal untuk mengencerkan cairan dalam pembuluh darah. Kelebihan ADH dapat membuat sistem vaskular terlalu penuh. Penurunan osmolalitas serum menurunkan pelepasan ADH, menambah ekskresi air dari tubulus ginjal. Oksitosin merangsang kontraksi dari otot polos pada uterus.
KELENJAR TIROID
Terletak diantara trakea, kelenjar tiroid memiliki dua lobus yang dihubungkan dengan suatu jembatan yang terbuat dari jaringan tiroid. Kelenjar tiroid mensekresikan dua hormon, tiroksin (T4) dan triioditironin (T3, liotironin). Hormon-hormon ini mempengaruhi hampir semua jaringan dan organ dengan mengendalikan aktivitas dan laju (tingkat) metabolisme. Perangsangan hormon tiroid menyebabkan peningkatan curah jantung, pemakaian oksigen, penggunaan karbohidrat, sintesis protein, dan pemecahan lemak (lipolisis). Pengaturan panas tubuh dan siklus menstruasi juga dipengaruhi oleh hormon tiroid. Kadar hormon tiroid di dalam darah diatur dengan umpan balik negatif. Kelenjar pituitari anterior mensekresi TSH, yang merangsang kelenjar tiroid untuk memproduksikan T4 dan T3. Penigkatan hormon tiroid di dalam sirkulasi menekan pelepasan TSH, dan penurunan jumlah akan meningkatkan pelepasan TSH oleh adenohipofisis.
KELENJAR PARATIROID
Kelenjar paratiroid atau thymus, ada empat kelenjar paratiroid (dua pasang) yang terletak dipermukaan dorsal dari kelenjar tiroid. Kelenjar paratiroid mensekresikan parathormon, atau hormon paratiroid (PTH), yang mengatur kadar kalsium di dalam darah. Penurunan kalsium serum merangsang pelepasan PTH. PTH meningkatkan kadar kalsium dengan (1) memetabolisasikan kalsium dari tulang, (2) meningkatkan absorpsi kalsium dari usus, dan (3) mempercepat reabsorpsi kalsium dari tubulus renallis. Kalsitonin, suatu hormon yang terutama dihasilkan oleh kelenjar tiroid dan dalam arti yang lebih sempit oleh kelenjar paratiroid dan kelenjar timus, menghambat reabsorpsi kalsium oleh tulang dan meningkatkan ekskresi kalsium dari ginjal. Kalsitonin mengahambat kerja PTH.
KELENJAR ADRENAL
Kelenjar adrenal atau renal suprarenalis, terletak di puncak ginjal, tersusun dari dua bagian yang terpisah; medula adrenal (bagian dalam) dan korteks adrenal (bagian yang mengelilingi medula adrenal). Medula adrenal melepaskan epinefrin katekolamin dan norepineprin dan dihubungkan dengan sistem saraf simpatik. Korteks adrenal memproduksikan dua tipe hormon utama (kortikosteroid), glukokortikoid dan mineralokortikoid. Kandungan utama glukokortikoid adalah kortisol sedangkan pada mineralokotikoid adalah aldosteron. Selain itu, korteks adrenal menghasilkan sejumlah kecil androgen, estrogen, dan progestin. Glukokortikoid memiliki pengaruh yang mendasar terhadap elektrolit, dan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak, dan defisiensi dapat menimbulkan penyakit berat dan bahkan kematian.
PANKREAS
Pankreas, terletak di kiri belakang lambung, merupakan kelenjar eksokrin dan endokrin. Bagian eksokrin dari pankreas mensekresi enzim-enzim pencernaan ke dalam duodenum. Bagian endokrin memiliki pembagian sel yang disebut palau-pulau Langerhans. Sel-sel alfa dari palau ini memproduksi glukagon, yang memecahkan glikogen menjadi glukosa di hati, dan sel-sel beta mensekresi insulin, yang mengatur metabolisme glukosa.



2.3  Jenis Penyakit yang termasuk ke Sistem Endokrin.
1.    Diabetes mellitus (DM) tipe I
Diabetes mellitus tipe I, organ pankreas pada tubuh penderita tidak bisa memproduksi insulin sama sekali. Sehingga, untuk bertahan hidup, penderita bergantung pada pemberian insulin dari luar melalui suntikan. Karena itu, diabetes mellitus tipe I ini juga dikenal dengan istilah Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM). Faktor penyebab Diabetes mellitus tipe I adalah infeksi virus atau reaksi auto-imun (rusaknya sistem kekebalan tubuh), yang merusak sel-sel penghasil insulin. Biasanya, gejala diabetes tipe 1 muncul mendadak, seperti tiba-tiba sering cepat merasa haus, sering buang air kecil (pada balita sering mengompol), badan menjadi kurus, dan lemah.
2.      Diabetes mellitus (DM) tipe II
Diabetes mellitus tipe II, adalah penyakit diabetes yang banyak sekali di derita orang. hampir 90% penderita diabetes adalah tipe II ini. Diabetes jenis ini disebut juga diabetes life style karena selain faktor keturunan, penyebab utamanya adalah gaya hidup tidak sehat. Umumnya, diabetes tipe ini mengenai orang dewasa yang berusia 30 tahun atau lebih, tapi akhir-akhir ini juga banyak mengenai orang-orang yang lebih muda. Gejala diabetes tipe 2 berkembang sangat lambat, bisa sampai bertahun-tahun. Penderita diabetes tipe 2 tidak mutlak memerlukan suntikan insulin karena pankreasnya masih menghasilkan insulin, tapi kerja insulin menjadi tidak efektif karena di dalam tubuh tengah terjadi resistensi insulin atau penurunan kemampuan hormon insulin menurunkan kadar gula darah.
3.      Hipotiroidisme
Hipotiroidisme atau disebut juga penyakit tiroid kurang aktif, merupakan penyakit yang umum dialami orang-orang. Akibat hipotiroidisme, kelenjar tiroid tidak memproduksi hormone tiroid yang memadai. Hipotiroidisme biasanya disebabkan oleh masalah pada kelenjar tiroid itu sendiri ini dinamakan hipotiroidisme primer. Apabila penyebabnya adalah masalah lain yang mengganggu fungsi tiroid , maka kondisi tersebut dinamakan hipotiroidisme sekunder.
4.    Hipertiroidisme
Kelenjar tiroid menghasilkan terlalu banyak hormon tiroid, yang menyebabkan penurunan berat badan, denyut jantung yang cepat, berkeringat, dan gelisah. Penyebab paling umum untuk tiroid yang terlalu aktif adalah gangguan autoimun yang disebut penyakit Gondok.

2.4  Obat yang Bekerja pada Sistem Endokrin

1.    Diabetes Melitus Tipe II
a.       Nama Obat
Benofomin (Bernofarm)
b.      Kandungan Obat
Metformin HCl
c.       Cara Pemberian
Oral
d.      Dosis
1 tablet 3 kali sehari
1 kaptab 2 kali sehari
e.       Indikasi
 DM tipe II
f.       Kontra Indikasi
Koma diabetikum, ketoasidosis, gangguan ginjal parah, penyakit hati kronis, payah jantung, alkoholisme, hipoksemia, miokardinfark
g.      Pendokumentasian
Tablet 3x500mg = 1500 mg/hari
Kaptab 2x850mg = 1700 mg/hari

a.       Nama obat
Condiabet (Armoxindo Farma)
b.      Kandungan obat
Glibenclamid
c.       Cara pemberian
Oral
d.      Dosis
Dosis awal 5mg/hari, dinaikan bertahap 2,5mg dengan interval kira-kira 1 minggu.
Dosis maksimal 15mg/hari, dalam bentuk tablet
e.       Indikasi
DM tipe II
f.       Kontra indikasi
IDDM/ DM tipeI, koma diabetikum, ketoasidosis, DM dengan komplikasi (demam, trauma, gangren) kerusakan fungsi hati dan adrenokortikal, kerusakan ginjal parah, kehamilan, laktasi.
g.      Pendokumentasian
1x5mg




2.    Diabetes Melitus Tipe I
a.       Nama obat
HUMULIN (Eli Lilly)
b.      Kandungan obat
Humulin R: Human insulin regular (DNA rekombinan),kerja cepat
Humulin N: Human insulin isophane (DNA rekombinan ),kerja sedang
Humulin 30/70 : capuran humulin R dan humulin N dengan perbandingan 30:70
c.       Cara pemberian
Injeksi subkutan
d.      Dosis
Sesuai kebutuhan
e.       Indikasi
Pasien diabetes tipe 1 pasien diabetes yang ,memerlukan pengobatan dengan suntikan insulin
f.       Kontra indikasi
Hypoglikemia
g.      Pendokumentasian
Vial 1x 40ml

3.      hipotiroidisme
a.       Nama obat
Tyrax (organon)
b.      Kandungan obat
Na L-thyroxin
c.       Cara pemberian
Oral
d.      Dosis
Dewas : dosis awal 0,05-0,1mg/hari. Tambahkan dosis harian tiap 2 minggu 0,025-0,5mg sampai hasil yang diharapkan tercapai
e.       Indikasi
Hipotiroid
f.       kontra indikasi
-
g.      pendokumentasian
1x100mcg


a.       Nama obat
Euthyrox (Merck)
b.      Kandungan obat
Na levothyroxine
c.       Cara pemberian
Oral
d.      Dosis
Goiter eutiroid : 50-200mcg/hari
Hipotiroidisme : Dosis awal 25-50mcg. Pemeliharaan 125-250mcg sekali sehari
Pengobatan tambahan bersama antitiroid : 50-100mcg sekali sehari
e.       Indikasi
Goiter eutiroid, hipotiroidisme, pengobatan tambahan bersama antitiroid
f.       kontra indikasi
Hipertiroidisme; kecuali sebagai tambahan terapi pada pengobatan hipertiroidi dengan obat-obat antitiroid setelah mencapai fungsi normal
g.      pendokumentasian
1x100mcg

4.      hipertiroidisme
a.       nama obat 
Propiltiouracil
b.      kandungan obat
Propiltiourasil
c.       cara pemberian
Oral
d.      dosis
untuk anak-anak 5-7 mg/kg/hari atau 150-200 mg/ m2/hari, dosis terbagi setiap 8 jam. Dosis dewasa 3000 mg/hari, dosis terbagi setiap 8 jam. untuk hipertiroidisme berat 450 mg/hari, untuk hipertiroidisme ocasional memerlukan 600-900 mg/hari; dosis pelihara 100-150 mg/haridalam dosis terbagi setiap 8-12 jam. Dosis untuk orangtua 150-300 mg/hari
e.       indikasi
Hipertiroidisme
f.       kontra indikasi
hipersensisitif terhadap Propiltiourasil, blocking replacement regimen tidak boleh diberikan pada kehamilan dan masa menyusui.
g.      pendokumentasian
1x 50mg


a.       nama obat
Tapazole
b.      kandungan obat
Methimazole
c.       cara pemberian
Oral
d.      dosis
untuk anak 0,4 mg/kg/hari (3 x sehari); dosis pelihara 0,2 mg/kg/hari (3 x sehari). maksimum 30 mg dalam sehari.
Untuk dewasa: hipertiroidisme ringan 15 mg/hari; sedang 30-40 mg/hari; hipertiroid berat 60 mg/ hari; dosis pelihara 5-15 mg/hari.
e.       indikasi
agent antitiroid
f.       kontra indikasi
Hipersensitif terhadap methimazole dan wanita hamil
g.      pendokumentasian
Untuk anak : 3x 0,4mg
Untuk dewasa : 1x 10mg

a.       nama obat
Neo mecarzole (nicholas)
b.      kandungan obat
Karbimazole
c.       cara pemberian
Oral
d.      dosis
30-60 mg/hari sampai dicapai eutiroid, lalu dosis diturunkan menjadi 5-20 mg/hari; biasanya terapi berlangsung 18 bulan.
Sebagai blocking replacement regimen, karbamizole 20 – 60 mg dikombinasikan dengan tiroksin 50 -150 mg.
Untuk dosis anak mulai dengan 15 mg/hari kemudian disesuaikan dengan respon.
e.       indikasi
hipertiroidisme
f.       kontra indikasi
blocking replacement regimen tidak boleh diberikan pada kehamilan dan masa menyusui
g.      pendokumentasian
1x 5mg



BAB III
PENUTUP

4.1    Kesimpulan
Dengan ini kelompok menyimpulkan dari sistem endokrin mempunyai masing-masing yang terbagi didalam tubuh kita, dari penyakit yang kita angkat yaitu diabetes mellitus tipe I, Diabetes Mellitus tipe II, hipotiroidisme, hipertiroidisme. Pada penyakit tertentu memiliki efek samping yang berbeda beda dan demikian kita harus mengetahuinya dan mempelajari jenis-jenis obat yang akan mau kita konsumsi. Dari makalah ini kita dapat mengerti pengenalan sistem endokrin, jenis-jenis penyakitnya dan obat yang bekerja pada sistem endokrin.


3.2 Saran
1.         Mahasiswa
Mahasiswa dan mahasiswi dapat mengerti tentang pengertian sIstem endokrin, jenis penyakit, berserta obat yang bekerja pada sistem endokrin.
2.         Institusi
Institusi dapat memfasilitasi dengan fasilitas yang memadai sehingga dapat mendukung tercapainya makalah yang baik dan benar.
                   

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

© Kesehatan itu penting | Blogger Template by Enny Law