MAKALAH FARMAKOLOGI
Obat yang bekerja pada Sistem Endokrin
DISUSUN :
KIKY APRILIANY (15021)
AKADEMI KEPERAWATAN HARUM JAKARTA
Tahun 2016
Tahun 2016
KATA
PENGANTAR
Kami
panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan hidayahnya kami dapat menyusun makalah Farmakologi. Selesainya penyusunan ini berkat bantuan dari berbagai
pihak oleh karena itu, pada kesempatan ini kami sampaikan terimakasih dan
penghargaan kepada yang terhormat:
1. Ibu
Rusmawati Sitorus, S.Pd, S.Kep, MA selaku Direktur Akademi Keperawatan harum
Jakarta yang telah memberikan kemudahan-kemudahan baik berupa maril maupun
materil selama mengikuti pendidikan di Akedemi Keperawatan Harum Jakarta ini.
2. Ibu Ns.
Ria Imelda S.kep selaku koordinator mata ajar Farmakologi.
3. Ibu Ns.
Ari Susiani, Mkep selaku wali kelas tingkat I.
4. Rekan-rekan
semua angkatan XVII Akademi Keperawatan
Harum Jakarta.
5. Secara
khusus kami menyampaikan terimakasih kepada keluarga tercinta yang telah
memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada kami, baik
selama mengikuti perkuliahan maupun dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan dan sebagai umpan balik yang positif demi perbaikan dimasa mendatang.
Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan
khususnya di bidang ilmu Farmakologi.
Akhir
kata, kami mengucapkan terima kasih dan kami berharap agar makalah ini
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Jakarta, April 2016
Kelompok 5
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i
DAFTAR ISI .....................................................................................................
ii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang ..................................................................................................... 1
1.2
Tujuan ..................................................................................................... 1
1.3
Sistematika Penulisan.................................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN
2.1
pengertian obat ..................................................................................................... 3
2.2
Pengenalan sistem endokrin.......................................................................................... 3
2.3
Jenis penyakit yang termasuk ke dalam sistem endokrin.............................................. 7
2.4
obat yang bekerja pada sistem endokrin........................................................................ 5
BAB
III PENUTUP
3.1
Kesimpulan ..................................................................................................... 12
3.2
Saran ..................................................................................................... 12
DAFTAR
PUSTAKA .....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Sistem endokrin terdiri dari sekelompok organ (kadang
disebut sebagai kelenjar sekresi internal), yang fungsi utamanya adalah
menghasilkan dan melepaskan hormon-hormon secara langsung ke dalam aliran
darah. Hormon berperan sebagai pembawa pesan untuk mengkoordinasikan kegiatan
berbagai organ tubuh. Kelenjar endokrin memiliki organ utama dari sistem
endokrin yaitu hipotalamus, kelenjar hipofisa, kelenjar tiroid, kelenjar
paratiroid, kelenjar pankreas, kelenjar adrenal, testis, ovarium. Banyak organ
yang melepaskan hormon atau zat yang mirip hormon, tetapi biasanya tidak
disebut sebagai bagian dari sistem endokrin. Beberapa organ ini menghasilkan
zat-zat yang hanya bereaksi di tempat pelepasannya, sedangkan yang lainnya
tidak melepaskan produknya ke dalam aliran darah. Contohnya, otak menghasilkan
berbagai hormon yang efeknya terutama terbatas pada sistem saraf.
Hormon adalah zat yang dilepaskan ke dalam aliran
darah daru suatu kelenjar atau organ, yang mempengaruhi kegiatan di dalam
sel-sel. Sebagaian besar hormon merupakan protein yang terdiri dari rantai asam
amino dengan panjang yang berbeda-beda. Sisanya merupakan steroid, yaitu zat
lemak yang merupakan derivate dari kolesterol. Hormon dalam jumlah yang sangat
kecil bisa memicu respon tubuh yang sangat luas.
1.2
Tujuan Penulisan
Tujuan
Umum
Mahasiswa
mengetahui tentang sistem endokrin
secara singkat serta bagian-bagian nya dan beserta obat-obatnya.
Tujuan
Khusus
Mahasiswa
mampu mengetahui apa yang dimaksud dengan system
endokrin, mahasiswa mampu mengetahui apa saja penyakit-penyakit yang terjadi pada system endokrin,
mahasiswa mampu mengetahui apa saja
obat yang dapat mengobati atau mengurangi dari penyakit-penyakit terserbut.
1.3 Sistematika
Penulisan
Bab
I : Terdiri dari : Pendahuluan tentang
latar belakang, tujuan penulisan,
sistematika penulisan
Bab
II : Terdiri dari: Pembahasan tentang pengertian obat, pengenalan system endokrin, jenis-jenis
penyakit, dan obat yang bekerja pada system endokrin
Bab
III : Terdiri dari : Penutup tentang
kesimpulan dan saran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Obat
Obat
adalah benda atau zat yang dapat digunakan untuk merawat penyakit, membebaskan
gejela, atau mengubah proses kimia adalah tubuh.obat ialah suatu bahan ataupun panduan
bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis,
mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala
penyakit, luka atau kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan
termasuk untuk memperelok tubuh atau bagian tubuh manusia termasuk obat
tradisional.
2.2
Pengenalan
Sistem Endokrin
KELENJAR
PITUITARI
dasar
Kelenjar pituitari atau hipofisis, terletak pada otak, memiliki dua lobus,
pituitari anterior (adenohipofisis) dan pituitari posterior (neurohipofisis).
Kelenjar Pituitari anterior disebut master
gland, karena mensekresikan hormon-hormon kelenjar target, termasuk tiroid,
paratiroid, adrenal, dan gonad. Kelenjar Pituitari posterior mensekresikan dua
neurohormon, hormon antidiuretik (ADH) atau vasopresin, dan oksitosin.
Kelenjar
Pituitari Anterior
Hormon
pituitari anterior adalah (1) thyroid-stimulating
hormone (TSH), (2) adrenocortikotropik hormone (ACTH), dan (3) gonadotropin (follicle-stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH). Hormon-hormon
ini mengandalikan pembentukan dan pelepasan hormon-hormon dari tiroid, adrenal,
dan ovarium. Hormon-hormon lain yang disekresi oleh pituitari anterior
(adenohipofisis) mencakup growth hormone
(GH), prolactin, dan melanocyte-stimulating
hormone (MSH). Jumlah sekresi tiap hormon oleh pituitari anterior diatur
oleh suatu sistem umpan balik negatif. Jika hormon yang disekresikan oleh
kelenjar target berlebihan, pelepasan hormon dari pituitari anterior akan
tertekan, jika ada kekurangan sekresi hormon dari kelenjar target, maka akan ada peningkatan hormon
pituitari anterior yang berkaitan.
Thyroid
Stimulating Hormone
Kelenjar
pituitari anterior mensekresikan thyroid
stimulating hormone (TSH) sebagai respon dari thyroid releasing hormone (TRH) dari hipotalamus. TSH, atau thyrotropic hormone, merangsang
pelepasan levotiroksin (T4) dan triiodotironin (T3) dari kelenjar tiroid. Hipersekresi
TSH dapat menyebabkan hipertiroidisme dan pembesaran tiroid, dan hiposekresi
dapat menimbulkan hipotiroidisme. Kadar serum TSH harus diperiksa untuk
menentukan apakah ada kekurangan atau kelebihan TSH. Kadar TSH dan T4
sering diukur untuk membedakan disfungsi pituitari dari tiroid. Berkurangnya
kadar T4 dan kadar TSG normal atau meningkat dapat menunjukkan
adanya gangguan tiroid.
Adrenocortikotropik
Hormon
Sekresi
adrenocortikotropik hormone (ACTH)
terjadi sebagai jawaban terhadap corticotropin
releasing factor (CRF) dari hipotalamus. ACTH dari pituitari anterior
merangsang pelepasan glukokortikoid (kortisol), mineralokoid (aldosteron), dari
korteks adrenal menghambat pelepasan ACTH dan CRH. Jika kadar kortisol rendah,
sekresi ACTH dirangsang, yang kemudian merangsang korteks adrenal untuk
melepaskan lebih banyak kortisol. Lebih banyak ACTH dilepaskan pada pagi hari
daripada malam hari.
Hormon
Gonadotropik
Hormon
gonadotropik mengatur sekresi hormon dari ovarium dan testis (gonad). Follicle stimulating hormone (FSH), luteinizing hormone (LH), dan prolactin merupakan hormon-hormon
gonadotropik yang disekresi oleh kelenjar pituitari anterior. FSH mempercepat
pematangan folikel ovarium dan mengaktifkan produksi sperma dari testis. LH
bergabung dengan FSH dalam pematangan dan produksi estrogen dan mempercepat sekresi
androgen dari testis. Prolaktin merangsang pembentukan susu dalam jaringan
payudara sesudah melahirkan.
Growth
Hormone (Hormon Pertumbuhan)
Growth
hormone (GH) atau somatotropic hormone (STH), bekerja pada semua jaringan
tubuh, terutama pada tulang dan otot-otot skeletal. Jumlah GH yang disekresi
diatur oleh growth hormone releasing hormone (GHRH) dan growth hormone
inhibiting hormone (GHIH, atau somatostatin) dari hipotalamus. Simpatomimetik,
serotonin, dan glukokortikoid dapat menghambat sekresi GH.
Kelenjar
Pituitari Posterior
Kelenjar
pituitari posterior (neurohipofisis) mensekresi antidiuretic hormone (ADH,
vasopresin) dan oksitosin. Serabut-serabut saraf penghubung antara hipotalamus
dan kelenjar pituitari posterior memungkinkan pembentukan ADH dan oksitosin di
hipotalamus dan disimpan dalam kelenjar pituitari. ADH meningkatkan penyerapan
kembali air dari tubulus ginjal, dan mengembalikannya ke sirkulasi sistemik.
Sekresi ADH diatur oleh osmolalitas serum (konsentrasi cairan di dalam pembuluh
darah). Peningkatan osmolalitas serum menigkatkan pelepasan ADH dari pituitari;
sehingga lebih banyak air diserap dari tubulus ginjal untuk mengencerkan cairan
dalam pembuluh darah. Kelebihan ADH dapat membuat sistem vaskular terlalu
penuh. Penurunan osmolalitas serum menurunkan pelepasan ADH, menambah ekskresi
air dari tubulus ginjal. Oksitosin merangsang kontraksi dari otot polos pada
uterus.
KELENJAR
TIROID
Terletak
diantara trakea, kelenjar tiroid memiliki dua lobus yang dihubungkan dengan
suatu jembatan yang terbuat dari jaringan tiroid. Kelenjar tiroid mensekresikan
dua hormon, tiroksin (T4) dan triioditironin (T3,
liotironin). Hormon-hormon ini mempengaruhi hampir semua jaringan dan organ
dengan mengendalikan aktivitas dan laju (tingkat) metabolisme. Perangsangan
hormon tiroid menyebabkan peningkatan curah jantung, pemakaian oksigen,
penggunaan karbohidrat, sintesis protein, dan pemecahan lemak (lipolisis).
Pengaturan panas tubuh dan siklus menstruasi juga dipengaruhi oleh hormon
tiroid. Kadar hormon tiroid di dalam darah diatur dengan umpan balik negatif.
Kelenjar pituitari anterior mensekresi TSH, yang merangsang kelenjar tiroid
untuk memproduksikan T4 dan T3. Penigkatan hormon tiroid
di dalam sirkulasi menekan pelepasan TSH, dan penurunan jumlah akan
meningkatkan pelepasan TSH oleh adenohipofisis.
KELENJAR
PARATIROID
Kelenjar
paratiroid atau thymus, ada empat kelenjar paratiroid (dua pasang) yang
terletak dipermukaan dorsal dari kelenjar tiroid. Kelenjar paratiroid
mensekresikan parathormon, atau hormon paratiroid (PTH), yang mengatur kadar
kalsium di dalam darah. Penurunan kalsium serum merangsang pelepasan PTH. PTH
meningkatkan kadar kalsium dengan (1) memetabolisasikan kalsium dari tulang,
(2) meningkatkan absorpsi kalsium dari usus, dan (3) mempercepat reabsorpsi
kalsium dari tubulus renallis. Kalsitonin, suatu hormon yang terutama
dihasilkan oleh kelenjar tiroid dan dalam arti yang lebih sempit oleh kelenjar
paratiroid dan kelenjar timus, menghambat reabsorpsi kalsium oleh tulang dan
meningkatkan ekskresi kalsium dari ginjal. Kalsitonin mengahambat kerja PTH.
KELENJAR
ADRENAL
Kelenjar
adrenal atau renal suprarenalis, terletak di puncak ginjal, tersusun dari dua
bagian yang terpisah; medula adrenal (bagian dalam) dan korteks adrenal (bagian
yang mengelilingi medula adrenal). Medula adrenal melepaskan epinefrin
katekolamin dan norepineprin dan dihubungkan dengan sistem saraf simpatik.
Korteks adrenal memproduksikan dua tipe hormon utama (kortikosteroid),
glukokortikoid dan mineralokortikoid. Kandungan utama glukokortikoid adalah
kortisol sedangkan pada mineralokotikoid adalah aldosteron. Selain itu, korteks
adrenal menghasilkan sejumlah kecil androgen, estrogen, dan progestin.
Glukokortikoid memiliki pengaruh yang mendasar terhadap elektrolit, dan
metabolisme karbohidrat, protein dan lemak, dan defisiensi dapat menimbulkan
penyakit berat dan bahkan kematian.
PANKREAS
Pankreas,
terletak di kiri belakang lambung, merupakan kelenjar eksokrin dan endokrin.
Bagian eksokrin dari pankreas mensekresi enzim-enzim pencernaan ke dalam
duodenum. Bagian endokrin memiliki pembagian sel yang disebut palau-pulau
Langerhans. Sel-sel alfa dari palau ini memproduksi glukagon, yang memecahkan
glikogen menjadi glukosa di hati, dan sel-sel beta mensekresi insulin, yang
mengatur metabolisme glukosa.
2.3
Jenis
Penyakit yang termasuk ke Sistem Endokrin.
1.
Diabetes
mellitus (DM) tipe I
Diabetes mellitus tipe I, organ pankreas pada tubuh
penderita tidak bisa memproduksi insulin sama sekali. Sehingga, untuk bertahan
hidup, penderita bergantung pada pemberian insulin dari luar melalui suntikan.
Karena itu, diabetes mellitus tipe I ini juga dikenal dengan istilah
Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM). Faktor penyebab Diabetes
mellitus tipe I adalah infeksi virus atau reaksi auto-imun
(rusaknya sistem kekebalan tubuh), yang merusak sel-sel penghasil insulin.
Biasanya, gejala diabetes tipe 1 muncul mendadak, seperti tiba-tiba sering
cepat merasa haus, sering buang air kecil (pada balita sering mengompol), badan
menjadi kurus, dan lemah.
2.
Diabetes
mellitus (DM) tipe II
Diabetes
mellitus tipe II, adalah penyakit diabetes yang banyak sekali di derita orang.
hampir 90% penderita diabetes adalah tipe II ini. Diabetes jenis ini disebut
juga diabetes life style karena selain faktor keturunan, penyebab utamanya
adalah gaya hidup tidak sehat. Umumnya, diabetes tipe ini mengenai orang dewasa
yang berusia 30 tahun atau lebih, tapi akhir-akhir ini juga banyak mengenai
orang-orang yang lebih muda. Gejala diabetes tipe 2 berkembang sangat lambat,
bisa sampai bertahun-tahun. Penderita diabetes tipe 2 tidak mutlak memerlukan
suntikan insulin karena pankreasnya masih menghasilkan insulin, tapi kerja
insulin menjadi tidak efektif karena di dalam tubuh tengah terjadi resistensi
insulin atau penurunan kemampuan hormon insulin menurunkan kadar gula darah.
3.
Hipotiroidisme
Hipotiroidisme atau disebut juga penyakit tiroid kurang aktif, merupakan
penyakit yang umum dialami orang-orang. Akibat hipotiroidisme, kelenjar tiroid
tidak memproduksi hormone tiroid yang memadai. Hipotiroidisme biasanya
disebabkan oleh masalah pada kelenjar tiroid itu sendiri ini dinamakan
hipotiroidisme primer. Apabila penyebabnya adalah masalah lain yang mengganggu
fungsi tiroid , maka kondisi tersebut dinamakan hipotiroidisme sekunder.
4.
Hipertiroidisme
Kelenjar tiroid menghasilkan terlalu banyak hormon
tiroid, yang menyebabkan penurunan berat badan, denyut jantung yang cepat,
berkeringat, dan gelisah. Penyebab paling umum untuk tiroid yang terlalu aktif
adalah gangguan autoimun yang disebut penyakit Gondok.
2.4
Obat
yang Bekerja pada Sistem Endokrin
1. Diabetes
Melitus Tipe II
a. Nama
Obat
|
Benofomin (Bernofarm)
|
b. Kandungan
Obat
|
Metformin
HCl
|
c. Cara
Pemberian
|
Oral
|
d. Dosis
|
1
tablet 3 kali sehari
1
kaptab 2 kali sehari
|
e. Indikasi
|
DM tipe II
|
f. Kontra
Indikasi
|
Koma
diabetikum, ketoasidosis, gangguan ginjal parah, penyakit hati kronis, payah
jantung, alkoholisme, hipoksemia, miokardinfark
|
g. Pendokumentasian
|
Tablet
3x500mg = 1500 mg/hari
Kaptab
2x850mg = 1700 mg/hari
|
a. Nama
obat
|
Condiabet (Armoxindo Farma)
|
b. Kandungan
obat
|
Glibenclamid
|
c. Cara
pemberian
|
Oral
|
d. Dosis
|
Dosis
awal 5mg/hari, dinaikan bertahap 2,5mg dengan interval kira-kira 1 minggu.
Dosis
maksimal 15mg/hari, dalam bentuk tablet
|
e. Indikasi
|
DM
tipe II
|
f. Kontra
indikasi
|
IDDM/
DM tipeI, koma diabetikum, ketoasidosis, DM dengan komplikasi (demam, trauma,
gangren) kerusakan fungsi hati dan adrenokortikal, kerusakan ginjal parah,
kehamilan, laktasi.
|
g. Pendokumentasian
|
1x5mg
|
2. Diabetes
Melitus Tipe I
a. Nama
obat
|
HUMULIN (Eli Lilly)
|
b.
Kandungan obat
|
Humulin R: Human insulin regular
(DNA rekombinan),kerja cepat
Humulin N: Human insulin isophane
(DNA rekombinan ),kerja sedang
Humulin 30/70 : capuran humulin R
dan humulin N dengan perbandingan 30:70
|
c.
Cara pemberian
|
Injeksi subkutan
|
d.
Dosis
|
Sesuai kebutuhan
|
e.
Indikasi
|
Pasien diabetes tipe 1 pasien
diabetes yang ,memerlukan pengobatan dengan suntikan insulin
|
f.
Kontra indikasi
|
Hypoglikemia
|
g.
Pendokumentasian
|
Vial 1x 40ml
|
3.
hipotiroidisme
a.
Nama obat
|
Tyrax (organon)
|
b. Kandungan
obat
|
Na L-thyroxin
|
c. Cara
pemberian
|
Oral
|
d. Dosis
|
Dewas : dosis awal 0,05-0,1mg/hari. Tambahkan
dosis harian tiap 2 minggu 0,025-0,5mg sampai hasil yang diharapkan tercapai
|
e. Indikasi
|
Hipotiroid
|
f. kontra
indikasi
|
-
|
g. pendokumentasian
|
1x100mcg
|
a.
Nama obat
|
Euthyrox (Merck)
|
b.
Kandungan obat
|
Na levothyroxine
|
c.
Cara pemberian
|
Oral
|
d.
Dosis
|
Goiter eutiroid : 50-200mcg/hari
Hipotiroidisme : Dosis awal
25-50mcg. Pemeliharaan 125-250mcg sekali sehari
Pengobatan tambahan bersama
antitiroid : 50-100mcg sekali sehari
|
e.
Indikasi
|
Goiter eutiroid, hipotiroidisme,
pengobatan tambahan bersama antitiroid
|
f.
kontra indikasi
|
Hipertiroidisme; kecuali sebagai
tambahan terapi pada pengobatan hipertiroidi dengan obat-obat antitiroid
setelah mencapai fungsi normal
|
g.
pendokumentasian
|
1x100mcg
|
4.
hipertiroidisme
a. nama
obat
|
Propiltiouracil
|
b.
kandungan obat
|
Propiltiourasil
|
c.
cara pemberian
|
Oral
|
d.
dosis
|
untuk anak-anak 5-7 mg/kg/hari
atau 150-200 mg/ m2/hari, dosis terbagi setiap 8 jam. Dosis dewasa
3000 mg/hari, dosis terbagi setiap 8 jam. untuk hipertiroidisme berat 450
mg/hari, untuk hipertiroidisme ocasional memerlukan 600-900 mg/hari;
dosis pelihara 100-150 mg/haridalam dosis terbagi setiap 8-12 jam. Dosis
untuk orangtua 150-300 mg/hari
|
e.
indikasi
|
Hipertiroidisme
|
f.
kontra indikasi
|
hipersensisitif terhadap
Propiltiourasil, blocking replacement regimen tidak boleh diberikan pada
kehamilan dan masa menyusui.
|
g.
pendokumentasian
|
1x 50mg
|
a. nama
obat
|
Tapazole
|
b. kandungan
obat
|
Methimazole
|
c. cara
pemberian
|
Oral
|
d. dosis
|
untuk anak 0,4 mg/kg/hari (3 x
sehari); dosis pelihara 0,2 mg/kg/hari (3 x sehari). maksimum 30 mg dalam
sehari.
Untuk dewasa: hipertiroidisme
ringan 15 mg/hari; sedang 30-40 mg/hari; hipertiroid berat 60 mg/ hari; dosis
pelihara 5-15 mg/hari.
|
e. indikasi
|
agent antitiroid
|
f. kontra
indikasi
|
Hipersensitif terhadap methimazole
dan wanita hamil
|
g. pendokumentasian
|
Untuk anak :
3x 0,4mg
Untuk dewasa :
1x 10mg
|
a. nama
obat
|
Neo mecarzole (nicholas)
|
b. kandungan
obat
|
Karbimazole
|
c. cara
pemberian
|
Oral
|
d. dosis
|
30-60 mg/hari sampai dicapai
eutiroid, lalu dosis diturunkan menjadi 5-20 mg/hari; biasanya terapi
berlangsung 18 bulan.
Sebagai blocking replacement
regimen, karbamizole 20 – 60 mg dikombinasikan dengan tiroksin 50 -150
mg.
Untuk dosis anak mulai dengan 15
mg/hari kemudian disesuaikan dengan respon.
|
e. indikasi
|
hipertiroidisme
|
f. kontra
indikasi
|
blocking replacement
regimen tidak boleh diberikan pada kehamilan
dan masa menyusui
|
g. pendokumentasian
|
1x 5mg
|
BAB
III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dengan ini kelompok menyimpulkan dari sistem endokrin
mempunyai masing-masing yang terbagi didalam tubuh kita, dari penyakit yang
kita angkat yaitu diabetes mellitus tipe I, Diabetes Mellitus tipe II,
hipotiroidisme, hipertiroidisme. Pada penyakit tertentu memiliki efek samping
yang berbeda beda dan demikian kita harus mengetahuinya dan mempelajari
jenis-jenis obat yang akan mau kita konsumsi. Dari makalah ini kita dapat
mengerti pengenalan sistem endokrin, jenis-jenis penyakitnya dan obat yang
bekerja pada sistem endokrin.
3.2 Saran
1.
Mahasiswa
Mahasiswa dan mahasiswi dapat mengerti
tentang pengertian sIstem endokrin,
jenis penyakit, berserta obat yang bekerja pada sistem endokrin.
2.
Institusi
Institusi dapat memfasilitasi
dengan fasilitas yang memadai sehingga dapat mendukung tercapainya makalah yang
baik dan benar.